Properti Terlantar: Mengapa Beberapa Proyek Gagal Meraih Kesuksesan?

Industri properti elit selalu menjadi sorotan, dengan permintaan yang terus meningkat di tengah pesatnya perkembangan perkotaan. Namun, Perusahaan Bisnis Properti tidak luput dari tantangan yang dihadapi dalam menjaga posisinya di pasar yang kompetitif.

Dengan di tengah cemerlangnya pasar properti dunia, cerita kegagalan juga menjadi bagian dari narasi bisnis yang kompleks ini. Sebuah contoh kasus yang mencerminkan ketidakpastian bisnis properti adalah proyek ambisius di New York, yang berakhir dengan dampak finansial yang tak terduga.

Seperti contoh proyek “Metropolis Towers” di Manhattan, New York, diumumkan sebagai ikon kota yang akan menghadirkan kombinasi unik antara gaya hidup modern dan keindahan arsitektur. Diluncurkan pada tahun 2018, proyek ini menarik perhatian investor global dengan janji keuntungan besar. Namun, pada tahun 2022, proyek tersebut menghadapi berbagai masalah, yang menyebabkan dampak negatif yang signifikan.

Beberapa tantangan yang dihadapi pada proyek  “Metropolis Towers” di Manhattan, New York. Diantaranya yaitu pergeseran pasar, Pasar properti New York mengalami perubahan dinamis yang tidak terduga. Permintaan yang semula tinggi tiba-tiba merosot karena faktor eksternal, seperti perubahan kebijakan perpajakan dan ketidakpastian ekonomi.

Kemudian mengenai kenaikan biaya konstruksi yang melonjak menjadi beban tambahan. Peningkatan ini tidak bisa diantisipasi pada awal proyek dan merusak perhitungan keuangan proyek.

BACA YUK:  Info Loker! Lowongan Kerja Terbaru untuk di RSIA Irhamna di bulan April 2024

Selanjutnya mereka mengalami kegagalan pemasaran yang di akibatkan oleh kesalahan dalam strategi pemasaran sehigga menjadi salah satu penyebab penurunan minat pembeli. Branding yang kurang efektif dan kurangnya fokus pada pasar target menyebabkan lambatnya penjualan unit.

Menurut data dari keuangan proyek tersebut investasi awal proyek tersebut sebesar $500 juta dengan biaya konstruksi yang awalnya diestimasi $200 juta, namun naik menjadi $300 juta. Sedangkan pendapatan penjualan hanya berhasil menjual 30% dari total unit yang direncanakan sehingga proyek ini diperkirakan mengalami kerugian bersih mencapai $150 juta pada akhir proyek.

Dengan melihat contoh kasus yang terjadi di dunia, tidak semua pemangku bisnis properti dapat menghasilkan keuntungan, perusahaan perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan itu sendiri

Dengan berkaca dari kasus diatas. Kinaya Residence yang merupakan sebuah komplek perumahan bergengsi dan menguntungkan dengan suasana resort yang elegan dan menyegarkan.

Yang dibangun di atas lahan prospektif seluas 93.500 m2 dan memiliki segala fasilitas yang premium dengan memprioritaskan kenyamanan dan hidup yang berkualitas untuk para konsumen Kinaya Residence perlu memperhatikan beberapa tantangan yang akan di hadapi.

BACA YUK:  Nikmatnya Gurih dan Lembut, Kue Lumpur Bakar Ny. Eva di Cirebon

Tantangan utama yang dihadapi Kinaya Residence adalah persaingan sengit dengan banyak developer di pasar property dan menjaga keseimbangan kualitas tinggi. Di tengah meningkatnya biaya konstruksi dan tanah, menyajikan properti mewah dengan harga yang dapat dijangkau oleh pasar tidaklah mudah.

Sementara itu, aksesibilitas juga menjadi faktor penting, karena pembeli potensial menginginkan lokasi yang strategis tanpa harus mengorbankan kemewahan.

Kinaya Residence berhasil mempertahankan dominasinya di pasar perumahan elit dengan keunggulan visi perusahaan yang modern, bergengsi, dan menguntungkan.

Mereka menonjolkan inovasi dalam desain dan fasilitas, termasuk ornamen batik yang memberikan nuansa tradisional namun tetap modern. Selain itu, mereka menekankan kualitas properti dan investasi yang menguntungkan. Kinaya Residence juga memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ramah lingkungan dalam pembangunan propertinya.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kegagalan proyek properti dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti pergeseran pasar, kenaikan biaya konstruksi, kegagalan pemasaran, dan kurangnya fokus pada pasar target.

Contoh kasus proyek “Metropolis Towers” di Manhattan, New York, mengalami kerugian besar akibat masalah tersebut. Namun, ada juga proyek properti yang berhasil mempertahankan dominasinya di pasar, seperti Kinaya Residence, dengan memperhatikan persaingan sengit, kualitas tinggi, aksesibilitas, inovasi, kualitas properti, dan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

BACA YUK:  Stabilkan Harga Beras, Pemda Kota Cirebon Akan Gelar Gerakan Pasar Murah di 5 Titik

Oleh karena itu, kesuksesan proyek properti bergantung pada faktor-faktor tersebut.

Penting bagi para pemangku kepentingan di industri properti untuk belajar dari kasus-kasus seperti ini, memperkuat strategi risiko, dan tetap beradaptasi dengan dinamika pasar yang terus berubah.

Mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon Prodi Manajemen Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis (FEB) menggelar observasi ke berbagai perusahaan di Cirebon yang terbagi dalam beberapa kelompok.

Kami dibagi menjadi beberapa  kelompok dan mengamati perusahaan yang bergerak di bidang properti. Kelompok kami melakukan observasi pada Kinaya Residence yang merupakan bagian dari PT Dian Karya Estate pada bagian properti yang berlokasi di Jalan Sultan Ageng Tirtayasa, Kalikoa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon.

Mahasiswa UGJ Cirebon ini melakukan observasi untuk tugas akhirnya pada mata kuliah manajemen strategis.

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh Raemadhani Patria Azkhali, Fahrezi Rachmayandi, Rama Faiz Rustandi, Jannathan Syahru Sudarso, Rifqi Ahmad Ar-rafi’i dengan Dosen Pembimbing Rahmadi, SE., M.M.

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *