Perjuangan Berlari Tanpa Henti Selama 23 Jam, Bawa Pelari Cirebon Runners Raih Juara SHTR Kategori 100K

Cirebon,- Berlari selama 23 jam dilakukan oleh Grace May dalam ajang Sentul Hill Trail Run (SHTR) yang diadakan di Perbukitan Sentul City, 18-19 Agustus 2018. Tanpa henti, langkah demi langkah tersebut membawa Grace menjadi juara.

Kompetisi berlari tersebut diikuti oleh 365 peserta yang terbagi dalam 3 kategori yakni 35K, 65K, dan 100K. Dan Grace yang merupakan pelari asal Cirebon Runners itu menjadi juara untuk kategori 100K.

[Baca juga : Banggakan Indonesia, Pelari Cirebon Runners Raih 2nd Runner Up di Malaysia]

Dia mengaku jarak Ultra Marathon kali ini tidak mudah. Dia telah mempersiapkan banyak hal seperti makanan, minuman, persiapan ketika mengalami cidera, dan juga faktor keberuntungan yang diharapkan memihak padanya.

“Saya tahu secara matematis bisa menang pada jarak ultra marathon ini. Tapi harus mengambil resiko kalau nyasar jauh, pasti tidak menang,” ujarnya.

BACA YUK:  Istighotsah Kubro Jawa Barat Digelar di Depan Gedung Sate

Grace bercerita, ia berada di urutan paling depan sejak awal. Kemudian setelah jarak cukup jauh, dia merasakan badannya sangat lemas.

“Walaupun lemas, saya pikir coba lari terus. Setelah 30 kilometer saya berhenti untuk ikat sepatu dengan kencang dan ternyata pelari lain bernama Mila menyalip,” terangnya.

Mila adalah pelari asal Solo yang pernah menjuarai di event-event sebelumnya. Bahkan Grace sendiri mengaku mengidolakan Mila. Setelah Mila menyalip, Grace semakin tertantang untuk berlari lebih kencang.

Grace yang sudah mencapai kilometer 35 sampai 55 merasa sangat gerah dan kepanasan, karena cuaca di siang hari menjelang sore. Setelah mencapai jarak 60km, cuaca pun sudah gelap dan Grace tetap berlari.

BACA YUK:  Polda Jawa Barat Tandatangani Nota Kesepahaman dengan Sari Ater Hot Springs Ciater

“Sedikit ngeri sebenarnya. Susah untuk cari trail marker yang hilang semua. Bahkan di kilometer 72 saya nyasar selama 20 menit. Capek rasanya menghadapi jalanan yang tinggi dan terjal,” paparnya.

Sepanjang jalan untuk makan dan minum pun, Grace lakukan sambil berlari. Dia mengaku tidak ingin beristrahat atau duduk selama perlombaan, karena akan membuatnya susah lagi untuk melanjutkan lari.

Rasa kantuk yang cukup berat dirasakan oleh Grace pada malam hari. Namun beberapa waktu kemudian, Grace bertemu dengan Mila saat dia turun dari final checkpoint di Cisadon. Rupanya Mila berada 30 menit di belakang Grace.

Semakin mendekati garis finish, sekitar 20km, Grace mulai merasakan halusinasi dan mengaku susah untuk mencari trail marker.

BACA YUK:  Banjir di Kabupaten Cirebon, Dua Orang Meninggal Dunia

“Gak ada teman lari untuk bantu cari trail, saya juga mulai mual seperti mau muntah dan gak bisa makan. Tapi saya punya permen yang bisa bikin mual hilang,” ucapnya.

Satu titik cerah ketika Grace melihat Kota Sentul dari ketinggian. Dia merasa sudah sangat dekat dengan garis finish, suatu hal yang sangat ia idam-idamkan. Perjuangannya akan terbayar dengan mencapai finish paling pertama.

“Saya sangat capek, tapi ketika bertemu dengan jalanan aspal, saya bersemangat untuk berlari lebih cepat lagi sampai ke garis finish,” jelasnya.

Grace yang mulai berlari tanggal 18 Agustus pukul 05.00 WIB itu akhirnya sampai pada tanggal 19 Agustus pukul 04.00 WIB. Dia merasa puas akan perjuangannya, dan senang bisa meraih juara. (AC560)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *