MC Coffee Break, Ajang Menggali Potensi MC Lebih Kreatif dan Inovatif
Cirebon,- Untuk mengasah kembali kemampuan para Master of Ceremony (MC) setelah beberapa bulan tertidur karena Pandemi Covid-19, MC dari wilayah III Cirebon mengikuti MC Coffee Break.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan MC Coffee Break, membahas khusus atau fokus pada bagaimana menciptakan, merancang, dan menyajikan sebuah acara pernikahan dengan format yang sebenarnya.
Kegiatan yang diisi oleh Troy MC dari Bandung tersebut berlangsung di Umah Kebon, Metland Hotel Cirebon, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Rabu (26/8/2020) sore.
Deny Adji, selaku penyelenggara kegiatan MC Coffee Break menjelaskan bahwa kegiatan ini untuk memperdalam kembali dunia MC baik untuk MC Wedding maupun MC Event bersama MC Troy dari Bandung.
“Kegiatan ini intinya untuk pemanasan kembali setelah lima bulan kemarin berdiam diri karena Covid-19. Kebetulan Troy sedang keliling 5 kota di Jawa Barat,” ujar Deny kepada About Cirebon.
Deny menjelaskan, materi yang disampaikan oleh Troy yaitu format yang sebenarnya seperti inovatif, kreatif, bermakna, memorable, in simple dan yang pasti intimate.
“Jadi bukan hanya sekedar kesannya “memuaskan” lancar dan aman, tapi harus sesuai dengan yang diharapkan, baik diharapkan klien, WO, EO, ataupun kita sendiri terhadap penyampaian acara,” bebernya.
Karena dalam kondisi Pandemi, acara MC Coffee Break dibatasi hanya 25 MC yang berasal dari wilayah III Cirebon, seperti Cirebon, Indramayu, Majalengka, hingga Kuningan.
“Kegiatan ini memang khusus MC, bukan untuk yang ingin belajar jadi MC. Kita ingin menyemangati temen-temen MC dan mengasah kembali, serta memberikan materi yang belum didapatkan,” ungkapnya.
Sementara itu, MC Troy mengatakan kebanyakan dari kita mengenal yang namanya wedding ceremony yaitu hanya standar, namun dalam kesempatan ini kita lebih menggali bagaimana acara pernikahan bisa lebih bervariatif, kreatif dalam bentuk modern, tapi tidak melepas maknanya.
“Banyak sekali upacara pernikahan tradisional yang bisa kita angkat kembali, hanya format dan bentuknya yang kita variasikan. Tidak selamanya seperti itu, sedangkan kebutuhan pernikahan sekarang jauh lebih modern,” ujarnya.
Sehingga, kata Troy, dalam kegiatan ini kita arahkan kepada MC ataupun Wedding Organizer itu merubah sudut pandang dan pola pikir agar bisa mudah melihat satu upacara namun memiliki makna yang sama.
“Intinya itu yang ingin kita gali dalam kegiatan ini, apalagi kemarin-kemarin kita pingsan saat Pandemi. Sudah waktunya dibangun kembali, justru Pandemi ini membuat kita ada kesempatan untuk berpikir dan menggali kembali pengetahuan itu,” bebernya.
“Dan ketika kita terjun kembali, bahwa ada inovasi baru yang kita sesuaikan dengan kebutuhan sekarang,” tandasnya. (AC212)