Ribuan Masyarakat Tumpah Ruah Saksikan Festival Budaya Cirebon
Cirebon,- Festival Budaya Cirebon (Nadran Gunung Jati) yang berlangsung di Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon berlangsung meriah, Sabtu (14/9/2010).
Ribuan masyarakat Cirebon dari berbagai daerah tumpah ruah di Jalan Raya Cirebon – Indramayu untuk menyaksikan iring-iringan peserta Festival Budaya Cirebon ini.
Acara yang dimulai sejak pukul 13.00 hingga sore hari ini dimeriahkan dengan Ogoh-ogoh dari desa-desa di daerah Gunung Jati dan kemudian diarak dari Komplek Makan Sunan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon hingga bundaran depan Gedung Negara.
Ogoh-ogoh yang diarak dari Komplek Makan Sunan Gunung Jati begitu memukai masyarakat yang memadati Jalan Raya Cirebon – Indramayu, bahkan mereka pun mengabadikan ogoh-ogoh dengan smartpohonenya.
Bentuk ogoh-ogoh yang diarak seperti replika harimau, naga, gajah, kereta kencana, udang, dan masih banyak lainnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Cirebon, H. Hartono mengatakan acara Nadran Gunung Jati sejak tahun kemarin diubah namanya menjadi Festival Budaya Cirebon.
“Perubahan nama ini juga sudah diakui oleh Kementerian Pariwisata dan sudah masuk dalam kalender seratus event nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Cirebon, Imron Rosaydi menambahkan event Festival Budaya Cirebon merupakan agenda tahunan, bahkan sudah diakui oleh Kementrian Pariwisata.
“Festival ini memiliki potensi yang sangat besar untuk mendongkrak kunjungan wisatawan di Kabupaten Cirebon,” ungkpanya.
Lanjut Imron, Kabupaten Cirebon menargetkan pada tahun ini sebanyak 2 juta wisatawan. Oleh karena itu, event ini diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan.
“Festival Budaya Cirebon salah satu bagian dari kearifan lokal yang ada di Cirebon, sehingga kita harus saling bersinergi untuk melestarikan tradisi yahg setiap tahunnya selalu meriah,” jelasnya.
Selain itu, salah satu peserta Festival Budaya Cirebon dari Kalisapu RW 1 Blok 3, Sutanton mengatakan bahwa dana membuat ogoh-ogohan berasal dari swadaya masyarakat.
“Kalau di hitung-hitung habis Rp. 6 juta. Tapi kita ingin memeriahkan acara nadran dan sedekah bumi, sebagai ungkapan rasa syukur,” singkatnya. (AC212)