Mahasiswa FEB UGJ : Inilah Laporan Hasil Kuesioner tentang Konflik, Stres Kerja, dan Kepemimpinan

Cirebon,- Selasa (25/06/2023) Mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menggelar observasi ke berbagai perusahaan di Cirebon.
Kami terbagi dalam beberapa kelompok, yang salah satu kelompoknya melakukan observasi di perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Mahasiswa UGJ Cirebon ini melakukan observasi untuk tugas akhir mata kuliah Perilaku Keorganisasian.
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh Audy susilawati T.P, Sandya Sri Aprilia, Fitria Luwiski, Hajar Asna, Rama Faiz R, Fikri Bayu N.R, Asyifa khoerunnisa, Cicih Roehati, Dhea Sasalita S, Maflikhatus Syahfira, Rifki Ahmad R, M. Naufal R, Haula Wulandari, Nusa Rahmadan, Tri Astuti dan Sofia N dengan dosen pembimbing Lisa Harry Sulistiyowati, S.E, M.M.
Perusahaan tersebut memiliki beberapa cabang di beberapa daerah di Indonesia, salah satu yang diobservasi oleh mahasiswa UGJ Cirebon ini di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Perusahaan ini bergerak di bidang konstruksi, berfokus pada bisnis utamanya yaitu penyediaan produk beton segar, sistem operasional dan manajemen produk beton segar untuk berbagai jenis proyek seperti gedung bertingkat tinggi dan infrastruktur maupun proyek skala kecil.
Proyek skala kecil di perusahaan kontruksi tersebut di pimpin oleh seorang direktur utama yang mempunyai kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan merupakan kunci utama dalam manajemen yang memainkan peran penting dan strategi dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan termasuk pada Perusahaan konstruksi di Majalengka.
Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi penggerak suatu perusahaan atau organisasi. Kepemimpinan juga bisa menjadi suatu acuan pemberi pengaruh, motivasi dan contoh yang baik sebagai cerminan pada seluruh pekerja di perusahaan.
Salah satu peran pimpinan dalam organisasi adalah mampu mengendalikan konflik, baik konflik yang kecil maupun konflik yang besar. Setiap organisasi akan berusaha dalam meningkatkan kinerja pada karyawan nya dengan cara membantu karyawan untuk mengatasi stres yang dialami perusahaan dan konflik terhadap para karyawannya. (*)
Para karyawan bekerjasama dalam melakukan pekerjaannya hal tersebut memicu adanya konflik. Pada hakikatnya konflik tidak bisa dihindari tetapi bisa diminimalkan agar konflik tidak mengarah keperpecahan, permusuhan bahkan mengakibatkan suatu
organisasi mengalami kerugian. Tetapi, jika konflik dapat diolah dengan baik maka suatu organisasi memperoleh keuntungan yang maksimal seperti menciptakan persaingan yang sehat antara karyawan. Jadi, pihak manajemen dapat menangkap gejala-gejala dan indikator-indikator konflik yang berdampak konstruktif dan konflik yang berdampak destruktif.
Konflik kerja di dalam organisasi juga sering terjadi. Konflik bias terjadi jika pekerjaan yang saling berkaitan tidak dikerjakan dengan baik. Banyaknya hubungan yang tidak baik antar rekan kerja juga dapat membuat pekerja merasa tertekan.
Salah paham antar atasan dan bawahan yang membuat bawahan selalu merasa tertindas dan berada di zona tidak nyaman. Pihak manajemen harus benar- benar jeli dalam melihat, memperhatikan dan merasakan perilaku-perilaku karyawannya agar konflik yang negatif dapat ditekan. Pada hakikatnya kita sebagai manusia pasti mengalami konflik apa lagi kita hidup bermasyarakat, begitu juga dengan karyawan di perusahaan tersebut, mereka sering menemukan atau merasakan konflik dengan sesama karyawan.
Adanya resiko kerja dan konflik sesama karyawan dapat memicu terjadinya stress kerja, karyawan yang mengalami stress kerja harus ditangani dengan baik karena karyawan yang cenderung stress kerja akan merasakan frustasi, emosional dan merasa tidak nyaman dalam bekerja, sehingga dapat memicu adanya kegagalan dalam organisasi karena dapat mengganggu satu sama lain dalam mengerjakan tugas.
Stress kerja di perusahaan ini sebaiknya ditangani dengan baik oleh perusahaan tersebut karena karyawan yang cenderung mengalami stress kerja akan merasakan frustasi, emosional dan merasa tidak nyaman dalam bekerja, sehingga dapat memicu adanya kegagalan dalam organisasi karena dapat mengganggu satu sama lain dalam mengerjakan tugas.
Oleh karena itu pemimpin merupakan kunci utama dalam manjemen yang memainkan peran penting untuk menangani stres kerja pada karyawan di perusahaan konstruksi yang berada di Majalengka tersebut.
Bagikan:
BACA YUK:  5 TPS PSU, Pj Wali Kota Cirebon Harap Masyarakat Bisa Hadir

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *