Jenazah Sultan Sepuh XIV Tiba Di Keraton Kasepuhan Disambut Gema Tahlil

Cirebon,- Kedatangan Jenazah Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, PRA Arief Natadiningrat disambut dengan gema tahlil.

Jenazah tiba di Keraton Kasepuhan Cirebon sekitar pukul 11.15 menggunakan mobil ambulance dan langsung menuju Bangsal Dalem Arum Keraton Kasepuhan Cirebon.

Pantauan About Cirebon di lokasi, pelayat dan karangan bunga ungkapan duka cita sudah mulai berdatangan ke Keraton Kasepuhan Cirebon.

Almarhum Sultan Sepuh XIV wafat di usia 55 tahun karena sakit pada hari Rabu 22 Juli 2020 pukul 05.20 WIB di Rumah Sakit Sentosa Bandung.

BACA YUK:  Khusus 3 TPS di Benda Kerep, KPU Kota Cirebon Sediakan Kunyit dan Tinta

Menurut Protokoler Keraton Kasepuhan Cirebon, Jajat Sudrajat, almarhum akan dimakamkan dengan prosesi adat pemakaman pada pukul 14.00 WIB di Astana Gunung Sembung, Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati.

Baca yuk: Kabar Duka, Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon Meninggal Dunia

“Almarhum PRA Arief Natadiningrat akan dimakamkan di pemakaman Astana Gunung Sembung, Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati pada pukul 14.00 WIB,” ujar Jajat.

Pemakaman dilakukan dengan Prosesi Agung Pemakaman dengan berjalan kaki dari Keraton Kasepuhan Cirebon menuju pemakaman.

BACA YUK:  Metland Hotel Cirebon Hadirkan Paket Wisata Religi Dengan Penawaran Menarik

Untuk pemakaman dilakukan dengan Prosesi Agung Pemakaman dengan berjalan kaki dari Keraton Kasepuhan Cirebon menuju pemakaman.

Sebelum jenazah dibawa ke pemakaman, akan di semayamkan terlebih dahulu di Bangsal Agung Panembahan untuk prosesi shalat jenazah dan doa.

Setelah itu, akan ada pelepasan jenazah Gusti Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat oleh Putera Mahkota PRA Luqman Zulkaedin.

Jenazah keluar dari Keraton Kasepuhan dibawa dengan berjalan kaki menuju jalan Aryadinoto, lurus ke Jalan Lemahwungkuk, belok ke Kanoman, Pecinan, Karanggetas, Siliwangi, lurus hingga Jalan Raya Gunung Jati.

BACA YUK:  Bupati dan Kapolresta Cirebon Tingkatkan Sinergitas Pascacuti Bersama

“Proses adat jalan kaki merupakan adat turun temurun. Proses ini juga untuk memberikan kesempatan masyarakat untuk melihat Sultan di bawa keperistirahan terakhir,” kata Jajat.

Prosesi berjalan kaki dari Keraton Kasepuhan ke tempat peristirahatan terakhir kurang lebih menempuh jarak 7 KM. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *