Jagung Bioteknologi Bantu Petani di NTB Tingkatkan Hasil Panen

Dompu, – Bayer hari ini secara resmi meluncurkan DEKALB DK95R, benih jagung bioteknologi komersial pertamanya untuk petani Indonesia. Peluncuran ini menandai tonggak sejarah bagi Indonesia, karena merupakan langkah awal dalam mengadopsi benih jagung bioteknologi, memungkinkan Indonesia mencapai tujuan swasembada pangan, dampak positif pada ekonomi nasional dan peningkatan PDB.

Acara peluncuran diadakan di Bayer Better Life Farming (BLF) Center di Bima, NTB dengan dihadiri oleh Stacy Markovich, Bayer Crop Science Country Cluster Head for Southeast Asia & Pakistan; Kader Jaelani, Bupati Dompu, NTB; Andi M. Saleh, Koordinator Kelompok Substansi Penilaian dan Penyebaran Varietas, Direktorat Perbenihan Dirjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian; Mirza Amir Hamzah Bapuangan, Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Perkebunan, NTB; Prof. Hermanto Siregar, Ketua Komite Tetap Pengembangan Industri Pangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN); serta tamu undangan dari KADIN, PISAgro, dan mitra BLF.

Secara aktif mendukung upaya pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan Indonesia dan kesejahteraan petani, Bayer mendistribusikan varietas benih jagung bioteknologi DK95R dan telah ditanam untuk uji coba oleh 253 petani melalui program Better Life Farming di 10 kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan sejak November 2022.

“Dengan meningkatnya populasi Indonesia dan pertumbuhan kelas menengah, kami melihat adanya peningkatan akan kebutuhan pangan dan pakan yang harus dipenuhi dengan praktek budidaya yang lebih efisien. Oleh karena itu, prioritas Pemerintah NTB adalah mendukung sektor pertanian kami. Kami senang bermitra dengan Bayer dalam peluncuran pertama benih jagung bioteknologi ini. Pengenalan teknologi bioteknologi pada jagung akan membantu meningkatkan kesejahteraan petani jagung di NTB dan mendorong swasembada pangan di Indonesia,” kata Kader Jaelani, Bupati Dompu, NTB.

BACA YUK:  Ini yang Dilakukan Kelurahan Pekiringan Kota Cirebon dalam Penanganan Banjir

Jagung merupakan tanaman penting bagi Indonesia sebagai bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan diet tinggi protein bagi penduduk Indonesia. Meningkatkan produksi jagung dalam negeri memberikan stabilitas harga bagi sumber protein seperti unggas dan telur, dan oleh karena itu penting untuk ketahanan pangan Indonesia. Presiden Jokowi telah memerintahkan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi jagung nasional, salah satunya dilakukan dengan menggunakan benih jagung bioteknologi.

“Ada kesenjangan besar antara pasokan dan permintaan jagung di Indonesia sehingga industri benih harus mengambil inisiatif untuk menyelesaikan masalah ini. Kami mengapresiasi upaya Bayer, selaku anggota KADIN, yang telah menghadirkan benih bioteknologi jagung ke Indonesia, juga anggota kami lainnya, Seger Agro Nusantara, yang telah bekerja sama dengan Bayer, menjadi pihak pembeli jagung hasil panen. Bersama-sama, kedua perusahaan tersebut membentuk model bisnis closed-loop sehingga pada akhirnya para petani dan seluruh mitra dalam rantai nilai jagung akan mendapatkan manfaatnya,” ujar Prof. Hermanto Siregar, Ketua Komisi Tetap Ketahanan Pangan, KADIN Indonesia.

BACA YUK:  Ini Rekayasa Lalu Lintas yang Akan Dilakukan Bila Jalur Arteri Cirebon Alami Kepadatan

Dibandingkan dengan benih jagung konvensional, DK95R mengandung sifat Roundup Ready® (RR) yang toleran terhadap glifosat, bahan aktif dalam herbisida keluarga Roundup®. Glifosat dapat digunakan untuk pengendalian gulma dalam benih jagung Roundup Ready® tanpa merusak tanaman jagung. Ada respon positif dari pengguna benih jagung berteknologi RR.

“Hasil uji coba kami di 5 provinsi di Indonesia musim lalu menunjukkan bahwa dengan jagung RR, para petani mendapatkan potensi peningkatan pendapatan hingga 30% dibandingkan dengan praktik konvensional. Peningkatan pendapatan ini diperoleh dari kombinasi hasil panen yang lebih tinggi dan pengurangan biaya input,” kata Stacy Markovich, Bayer Crop Science Country Cluster Head for Southeast Asia & Pakistan.

Pada 2022, Bayer Indonesia dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian menandatangani perjanjian kerjasama untuk mempercepat pengadopsian benih jagung bioteknologi ini, serta memfasilitasi akses dan penyebaran teknologi tersebut melalui ekosistem bisnis pertanian berbasis masyarakat yang disebut program Better Life Farming (BLF) untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kesejahteraan petani.

“Benih jagung tahan herbisida ini memungkinkan saya melindungi tanaman saya dari gulma dengan teknik aplikasi yang lebih mudah, fleksibel, dan murah. Kualitas hasil panen yang diperoleh juga lebih baik daripada pengelolaan gulma konvensional. Hasil panen jagung saya meningkat 19,7 persen, atau setara dengan 37 persen dari pendapatan bersih saya,” kata Hamzan Wadi, Petani Jagung dari NTB.

BACA YUK:  Banjir di Kabupaten Cirebon, Dua Orang Meninggal Dunia

Peluncuran DEKALB DK95R menandai awal dari rangkaian produk dan inovasi bioteknologi Bayer dalam mendukung petani di negara ini. Rangkaian teknologi yang akan diperkenalkan termasuk benih jagung VT Double PRO® (VT2P), teknologi yang menggabungkan kontrol serangga dan sifat toleransi glifosat. VT2P akan menjadi teknologi unggulan yang memberikan kontrol sepanjang musim terhadap ulat grayak (Fall Armyworm/FAW), yang menjadi kekhawatiran besar bagi petani jagung di Indonesia.

Selama tahap pertumbuhan awal (3 hingga 12 daun), jagung sangat sensitif terhadap persaingan dengan gulma untuk mendapatkan cahaya, nutrisi, dan air. Biasanya, pengendalian gulma pada jagung dimulai pada awal musim tanam (sebelum atau setelah tanaman muncul) untuk menghilangkan gulma kecil yang biasanya segera bersaing secara agresif dengan tanaman jagung. Praktek umum petani mengaplikasikan herbisida 3 hingga 4 kali per musim tanam. Dengan benih jagung RR petani hanya perlu mengaplikasikan 1 hingga 2 kali per musim tanam.

Benih jagung RR telah dikembangkan sejak tahun 1980-an sebagai respons terhadap permintaan petani akan metode pengendalian gulma yang ramah lingkungan, efisien secara waktu dan biaya dengan tingkat keamanan yang lebih baik. Saat ini, tanaman hasil rekayasa genetika yang paling banyak digunakan di seluruh dunia adalah tanaman yang dimodifikasi secara genetik untuk memiliki sifat toleransi terhadap herbisida, seperti benih Jagung Roundup Ready® 2. (*)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *