Begini Kemewahan Kereta Bandara Soekarno-Hatta
Jakarta, 29 November 2017,- PT Railink siap mengoperasikan Kereta Bandara Soekarno Hatta (Soetta) pada awal Desember 2017. Sebagai tahap awal pengoperasian masih sebatas dari Stasiun Sudirman Baru dan Stasiun Bandara Soekarno-Hatta.
Adapun desain interior KA Bandara Soetta didominasi warna putih, silver, hitam dan kuning. Seperti kelas eksekutif, kemiringan kursi KA Bandara ini juga bisa diatur sesuai kenyamanan penumpang. Dalam satu kereta, terdapat empat televisi yang bisa menjadi sarana hiburan para penumpang.
[Baca ya : Sebentar Lagi Naik Kereta Bisa Langsung Naik Pesawat]
Kereta ini juga dilengkapi sudut sebagai penyimpan koper. Ini akan membantu penumpang dalam menempatkan bagasinya. KA Bandara Soekarno-Hatta ini juga memiliki toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Berbeda dengan kereta biasa, di setiap siku kursi dilengkapi fasilitas pengisi daya listrik yang bisa dimanfaatkan setiap penumpang. Selain itu, juga terdapat slot USB dengan kapasitas 5V dengan daya 2,1 Ampere untuk mengisi bantre ponsel.
KA Bandara Soekarno-Hatta ini juga memiliki jendela yang cukup lebar, sehingga bisa memanjakan para penumpang untuk menikmati pemandangan selama perjalanan.
Dalam pengoperasiannya, akan ada 10 trainset KRL, dimana setiap trainset (gerbong) terdapat 6 kereta dengan kapasitas per trainset sebanyak 272 penumpang.
Pada tahap awal pengoperasian hingga 31 Desember 2017, diberlakukan tarif promosi antara Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu. Sedangkan mulai 1 Januari 2018, Kereta Bandara Soekarno Hatta akan berlaku tarif normal sebesar Rp 100 ribu.
“Pengoperasian KA Bandara ini rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo antara 1 hingga 4 Desember nanti,” ujar Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi seperti yang dikutip aboutcirebon, Rabu (29/11/2017).
POPULAR :
• Tol Cisumdawu Bandung-Cirebon akan Lewati Terowongan, Ini Penampakannya
• Perhatian..!! BMKG Minta Waspadai Badai ini
• Karyawan Farmasi Raih Mobil Sienta dari Grage City Mall
KA Bandara Soetta ini menjadi proyek sinergi pertama antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara PT Kereta Api Indonesia dan PT Angkasa Pura II. Bahkan proyek ini tidak melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). (AC350)
