UMKM Sumbang 61,1 Persen Terhadap PDB Nasional
Cirebon,- Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Hestu Wibowo pada event Bangga Buatan Cirebon (BBC) di Kantor DKUKMPP Kota Cirebon, Kamis (23/11/2023).
Untuk itu, pihaknya sangat konsen terhadap pengembangan UMKM. Karena, kata Hestu, peran dari UMKM sangat signifikan pada perekonomian nasional.
“Secara umum, UMKM memberikan sumbangan besar terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) nasional sebesar 61,1 persen. Lebih dari setengah perekonomian kita di topang oleh sektor UMKM,” ujar Hestu.
Sementara itu, kata Hestu, UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 97 persen. Di samping itu juga, UMKM menyumbangkan nilai ekspor nasional sebesar 14, 4 persen.
“Jika digabungkan dengan seluruh pelaku ekonomi seluruh Indonesia, pelaku ekonomi itu 97 persen di sektor UMKM. Bahkan produk-produk UMKM juga menyumbangkan 14,4 persen nilai ekspor nasional,” kata Hestu.
Sehingga, tambah Hestu, peranan penting dari UMKM tidak bisa kita hindari lagi. Dan itu merupakan suatu hal yang penting dalam pengembangan ekonomi, baik dari ekonomi daerah dan ekonomi nasional.
“Kami di Bank Indonesia tentunya memiliki program pengembangan UMKM. Dimana kita memiliki tiga pilar utama,” jelasnya.
Yang pertama, penguatan di aspek kelembagaan, mendorong ekosistem yang terintegrasi dan mendorong peningkatan skala ekonomi usaha. Kedua, peningkatan kapasitas yang difokuskan untuk meningkatkan produktivitas melalui inovasi dan digitalisasi.
“Dan ketiga adalah dari sisi pembiayaan. Tentunya melalui akses kepada UMKM, mendorong kemudahan dan masalah ekspansi dalam pembiayaan UMKM yang tentunya perlu kita hubungkan dengan lembaga-lembaga keuangan, baik bank maupun non bank,” bebernya.
Pengembangan UMKM itu tentunya, tambah Hestu, mengacu kepada roadmap atau peta jalan dari UMKM yang sifatnya naik kelas. Baik dari produksi, inovasi, dan adabtasi terhadap empat tahapan.
“Jadi kami di Bank Indonesia dalam pengembangan UMKM membuat suatu tahapan. Yang pertama adalah tahapan produksi dan kelembagaan, kedua perluasan pangsa pasar, ketiga digitalisasi, dan terakhir mengembangkan akses terhadap pasar global,” pungkasnya. (HSY)