SMK Kesehatan Cendekia Kota Cirebon Laksanakan Uji Praktek Kompetensi, Ini yang Diuji
Cirebon,- Sebanyak 31 siswa SMK Kesehatan Cendekia Kota Cirebon melaksankan Uji Praktek Kompetisi (UPK) Farmasi, yang berlangsung di SMK Kesehatan Cendekia, Jalan Pelandakan, Kota Cirebon, Senin (8/4/2019).
Sebelumnya, SMK Kesehatan Cendekia Kota Cirebon telah melakukan Uji Kompetisi Kejuruan (UKK) kepada siswa Keperawatan dan Analis Kesehatan pada bulan Februari 2019.
Zuhrotun Nisa, Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cendekia Kota Cirebon mengatakan UKK dan UPK ini berbeda, karena kaitannya dengan Asosiasi Ikatan Assiten Farmasi Indonesia dan juga dengan Persatuan Sekolah Farmasi Indonesia.
“Ada jadwal yang pelaksanaannya memang serentak seluruh sekolah farmasi, khususnya di Jawa Barat,” ujarnya saat ditemui About Cirebon, Senin (8/4/2019).
1. Penguji Profesional
Pada pelaksanaan UPK, SMK Kesehatan Cendekia Kota Cirebon bekerja sama dengan salah satu perusahaan farmasi ternama yakni Kimia Farma.
“Bahkan, semua penguji dalam UPK tahun ini adalah tim ahli apoteker Kimia Farma,” jelasnya.
Dari Ujian Praktek Kompetisi sini, kata Nisa, siswa-siswa akan mendapatkan sertifikat kompetensi oleh Kimia Farma. Sertifikat Kompetensi tersebut bisa digunakan untuk melamar kerja.
“Dari sertifikat ini, kompetensi kemampuan siswa bisa dilihat dalam bidang kefarmasian,” terangnya.
2. Melebihi Nilai yang Ditentukan
Untuk mendapatkan nilai, menurut Nisa, minimal anak-anak harus mendapatkan nilai KKM 7,01 yang sudah ditentukan oleh pihak Asosiasi.
“Alhamdulillah, selama ini SMK Kesehatan Cendekia bisa melebihi nilai yang ditentukan, bahkan tahun kemarin mendapat nilai yang memuaskan dengan rata-rata diatas 8,5,” ucapnya.
Nisa berharap, tahun ini siswa SMK Kesehatan Cendekia bisa mendaptkan nilai yang baik seperti tahun lalu.
“Tahun kemarin ada siswa kita yang mendapatkan nilai sempurna yaitu 100, terbaik di wilayah Cirebon,” ungkapnya.
3. Lima Puluh Resep
Pada Uji Praktek Kompetisi tahun ini, kata Nisa, ada kurang lebih 50 resep yang diujikan. Dimana, siswa ini akan meracik, menghitung dosis, sampai menghitung sendiri nilai jual obat tersebut kepada konsumen.
“Jadi, praktek UPK ini sampai sedetail itu, mulai dari komposisi jenis racikan, menghitung kadar dan menentukan nilai jualnya berapa,” beber Nisa.
“Termasuk juga siswa hafal nama-nama obatnya, efek sampingnya, batas kadaluwarsanya kapan, anak harus bisa,” tambah Nisa.
4. Sumpah Profesi
Setelah melakukan UPK, kata Nisa, Siswa yang lulus akan melakukan Sumpah Profesi Asisten Farmasi. Nanti, seluruh siswa SMK Farmasi akan kumpul untuk dilaksanakan sumpah.
“Setelah sumpah profesi, mereka (siswa) akan mendapatkan sertifikat kompetensinya atau Serkom,” jelas Nisa.
“Serkom ini bisa digunakan untuk melamar kerja, sebagai bukti otentik kemampuan dia. Karena persyaratan apoteker itu harus memiliki serkom tersebut,” tandasnya. (AC212)