Keraton Kasepuhan Cirebon Gelar Tradisi Jamasan, Bentuk Merawat dan Menjaga Peninggalan Leluhur

Cirebon,- Keraton Kasepuhan Cirebon kembali menggelar tradisi Jamasan Benda Pusaka, Jumat (21/7/2023). Tradisi yang sudah rutin diselenggarakan setiap tahun di bulan Muharram ini dipimpin langsung oleh Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon, PR. Goemelar Soeriadiningrat.

Tradisi Jamasan Benda Pusaka ini untuk membersihkan benda-benda pusaka peninggalan Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang berada di Museum. Jamasan Benda Pusaka berlangsung di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon.

“Makna dari tradisi Jamasan ini adalah mensucikan diri. Kalau di dalam tubuh manusia ini, kita harus dibersihkan dari unsur-unsur yang ada di tubuh kita,” ujar PR. Goemelar kepada About Cirebon.

BACA YUK:  Info Loker ! Lowongan Kerja Terbaru di Wingstop Cirebon Februari 2024

Tradisi Jamasan, kata PR. Goemelar, dari dulu sudah diamanatkan oleh leluhur kita untuk menjaga, merawat, serta menghormati peninggal-peninglan para leluhur. Tradisi itu, tambah PR Goemelar, rutin dilaksanakan setiap bulan Muharram.

“Tradisi ini sebagai bentuk pemeliharaan dan merawat peninggalan leluhur kita. Tradisi ini harus terus dilestarikan sebagai bentuk meneruskan amanah, karena leluhur kita banyak sekali meninggalkan sejarah,” katanya.

“Tradisi ini juga untuk mengedukasi masyarakat umum, terutama untuk generasi muda agar mengetahui peninggalan-peninggalan dari para leluhur kita,” sambungnya.

BACA YUK:  Pejuang Perubahan Usung Bang Haq Jadi Wali Kota Cirebon

Benda-benda pusaka yang ada di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon, kata PR Goemelar, akan dilakukan Jamasan secara bergantian. Karena memang jumlah benda pusaka yang ada di museum sangat banyak.

“Di Museum Keraton Kasepuhan ini ada beberapa benda yang memang, ada berupa keris, kujang, tombak, dan Insyaallah tanggal 5 Muharram kereta Singa Barong akan dijamas. Nanti kereta Singa Barong yang asli akan di Jamas terlebih dahulu, setelah itu baru yang duplikatnya,” ungkapnya.

Tradisi Jamasan di Keraton Kasepuhan ini, menurut PR Goemelar, adalah bentuk tradisi budaya yang harus dilestarikan, dijaga, supaya regenerasi itu melihat, bahwa peninggalan leluhur itu masih kita rawat dan kita jaga.

BACA YUK:  Pj Wali Kota Ikuti Jalan Sehat Hari Jadi ke-66 Perumda Air Minum Tirta Giri Nata

“Ini sebagai bentuk kewajiban kita sebagai keturunan yang ada di Keraton Kasepuhan Cirebon ini untuk melestarikan, menjaga dan merawat peninggalan dari para leluhur kita,” pungkasnya. (HSY)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *