Janji Bos Gojek Soal Penghasilan Driver, Apa Janjinya?

Jakarta, 26 Oktober 2017, – CEO Gojek, Nadiem Makarim mengklaim adanya transportasi online menumbuhkan efisiensi biaya, sehingga perekonomian terus bergerak. Karena sebelum ada transportasi online, para ojek pangkalan harus menunggu penumpang berjam-jam sehingga harga ojek melebihi harga taksi.

“Pelanggannya sehari cuma satu atau dua, jadi mereka patok harga mahal bisa 50 ribu dan lebih mahal dari taksi. Kemudian muncul ojek online yang harganya lebih murah,” ujar Nadiem saat ditemui di Kementerian Keuangan Jakarta, Kamis (26/10/2017).

BACA YUK:  Gelar Bazar Ramadan di Pendopo Bupati Cirebon, Sambil Kenalkan Produk UMKM

Karena tarif yang lebih murah dari ojek pangkalan namun pendapatan pengemudi Gojek bisa lebih tinggi dari ojek pangkalan bahkan dengan rata-rata Upah Minimun Regional (UMR) di daerah.

[Baca ya : Go-Jek Siap Hadir di Kota Cirebon]

Saat ini rata-rata tiap pengemudi menerima orderan sekitar 10-15 per hari, maka pendapatan pengemudi Gojek perbulan bisa melebihi upah minimum regional daerah itu seperti Jakarta.

Adapun UMR di Jakarta tercatat sebesar Rp 3,3 juta perbulan, sedangkan di luar Jakarta seperti Cirebon sekitar 1.7jutaan per bulan. Namun pengemudi Gojek bisa mendapatkan lebih dari itu.

BACA YUK:  Kerja Sama dengan Cirebon Tiket, Sociamedic Clinic Berikan Harga Spesial Treatment Hemat

[Baca ya : Ini Masa Depan GrabPay dan GoPay]

“Rata-rata pendapatan Gojek sebesar 4 juta per bulan. Artinya kalau full time 10-12 jam per hari, maka bisa 6 juta hingga 8 juta perbulan. Kerjanya cuma nganterin makanan, paket, orang,” jelas Nadiem.

Saat ini banyak orang beralih menjadi pengemudi Gojek untuk membiayai kebutuhan keluarga mereka yang sedang sakit, atau sekedar mengumpulkan uang untuk biaya untuk anak masuk sekolah atau universitas. (AC350)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *