Prosesi Memayu di Keraton Kacirebonan Hadirkan Pemain Gamelan dari Amerika
Cirebon, 10 Agustus 2016,- Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indoneisa, Keraton Kacirebonan menggelar prosesi “Memayu Agunge Budaya Ingsun” di Bangsal Prabayaksa Keraton Kacirebonan, Jalan Pulasaren, Kota Cirebon, Rabu (10/08/2016).
Prosesi “Memayu Agunge Budaya Ingsung” merupakan salah satu suguhan tradisi ala Keraton Kacirebonan yang dikemas secara aktraktif dan syarat makna simbolis yang diperankan oleh sejumlah seniman dan budayawan Cirebon sebagai bentuk pelestarian dan aktualisasi dari nilai-nilai kearifan lokal yang mulai terkikis oleh jaman.
Sultan Kacirebonan, P. Abdul Gani Natadiningrat, SE mengatakan, Atur Bekti Glondong Pengarem-arem merupakan ungkapan syukur atas segala karunia dan wujud kesetiaan dan kecintaan warga masyarakat Cirebon kepada pemimpinnya.
Atur Bekti Glondong Pangarem-arem di Keraton Kacirebonan merupakan yang pertama kali digelar secara atraktif ketika diselenggarakan acara Gotrasawala Cerbonan I oleh komunitas Seniman dan Budayawan Cirebon Tahun sebelumnya.
“Tahun ini, Glondong Pengarem-arem dimeriahkan pula dengan hadirnya Sanggar Seni Surya, sebuah komunitas pecinta sekaligus praktisi kesenian Cirebon dari Negara Paman Sam, Amerika Serikat yang telah 5 windu berkiprah dalam jagat seni Karawitan,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini pula Sultan Kacirebonan meyerahkan Piagam Kanugrahan kepada Mr. Richard North yang biasa disapa dengan Mama Erik sebagi bentuk apresiasi atas sumbangsihnya dalam menyelamatkan Khazanah musik gamelan Cirebon sehingga terhindar dari kepunahan.
Mama Erik dan Sanggar Seni Surya mempersembahkan pagelaran Gamelan Renteng hasil pendomentasian timnya selama ini dan Noah salah satu tim dari Sanggar Seni Surya menampilkan Tari Topeng Kelana dihadapan Sultan Kacirebonan dan tamu undangan.
Setelah itu, prosesi Memayu Agune Budaya Ingsun ditutup dengan penanaman pohon Gedong Gincu oleh Sultan Kacirebonan dihalaman Keraton.
“Kita berharap acara Glondong Pengarem-arem ini kedepannya dapat lebih di dukung oleh semua pihak. Sehingga, kearifan lokal yang menjadi jati diri dan kepribadian bangsa kita bisa tetap terjaga dan melalui kegiatan ini, semua pihak terpanggil untuk saling bersinergi,” tutupnya. (AC212)