Pernak-pernik Cantik dan Menarik, Hasil Kreativitas Ratu Beda Natadiningrat
Cirebon,- Masa pandemi Covid-19 ini, membuka ide dan peluang baru bagi Ratu Beda Natadiningrat. Permaisuri dari Keraton Kacirebonan, Sultan Abdul Gani Natadiningrat ini memiliki hobi yang sangat menarik dan senang berkreativitas.
Ratu Beda Natadiningrat mulai memiliki ide membuat konektor sejak 5 bulan yang lalu. Berawal dari sebuah kebutuhan pandemi dan hanya dipakai untuk diri sendiri tetapi banyak diminati oleh masyarakat. Brand yang dinamai Beda Beads ini bisa dilihat dan dipesan koleksinya di IG @beda.beads.
“Awalnya saya buat untuk saya pakai sendiri, namun karena banyak yang suka dan banyak yang memesan, akhirnya konektor saya jual dengan beragam model dan material,” ungkapnya kepada About Cirebon Rabu (31/3/2021).
Sebelum membuat konektor, Ratu Beda Natadiningrat sangat terampil membuat aksesoris seperti gelang-gelang batu dan kristal. Kemudian merambah ke pembuatan aksesoris berupa bros, kalung tenun etnik dan bros wire sejak 3 bulan terakhir ini.
”Alhamdulillah sudah mulai banyak diminati dan mendapatkan apresiasi dari Ibu Menteri BKPM, Ibu Wakil Wali Kota, Ibu Ketua Umum Pengusaha Jamu Indonesia maupun Ibu Sekjen MAKN yang sudah mulai rutin mengkoleksi aksesoris Beda Beads mulai dari bros, kalung tenun, maupun konektor masker,” paparnya.
Bahkan dari beberapa lembaga maupun universitas yang ingin memberikan buah tangan juga sudah mulai mempercayakan produk-produk dari Beda Beads ini. Warna-warni yang cantik, dan perpaduan material yang indah, membuat koleksinya sangat diminati oleh berbagai kalangan.
“Kerajinan yang saya buat utamanya bros yang saya beri nama Bros Pancaniti, yang namanya saya ambil dari salah satu bagian ruangan yang ada di Keraton Kacirebonan. Sebagian besar berbahan mutiara baroque, batu-batu alam, batu druzy dan kristal swarovski,” jelasnya.
Ada pula kalung tenun etnik berbahan kain tenun nusantara maupun kain batik mega mendung khas Cirebon, yang dikombinasikan dengan batu alam maupun batu jade (giok). Sedangkan material yang digunakan untuk gelang maupun konektor masker sebagian besar menggunakan bahan mutiara air tawar, batu hexagone, batu agate maupun kristal dengan variasi Dubai beads, Nepal beads, maupun manik kaca tradisional.
Bros dan liontin wire dari Beda Beads terbuat dari batu-batuan, khususnya batu cabochon dan druzy yang diikat dengan teknik wire full wrapping. Semakin mempesona, dan menambah rasa tampil percaya diri saat memakainya.
“Hobi ini awalnya karena saya suka menggunakan kebaya dengan bros-bros besar. Kemudian saya mencoba membuatnya sendiri sebagai koleksi pribadi namun pada akhirnya banyak yang tertarik dan memesan. Jadi bisa dikatakan akhirnya ini menjadi sebuah hobi baru,” tambah permaisuri yang memiliki hobi memasak ini.
Ratu Beda Natadiningrat sendiri awalnya menjual hasil kerajinan tangannya melalui online, lalu dijual juga oleh reseller. Namun saat ini bagi yang ingin melihat-lihat dan berbelanja aksesoris koleksi Beda Beads, bisa datang langsung ke Keraton Kacirebonan di Jalan Pulasaren No.49 Kota Cirebon, dengan membuat janji temu sebelumnya.
Sang Ratu mengatakan untuk saat ini produk Beda Beads sedang dipersiapkan untuk dikirim ke Toronto Kanada dan Mumbai. Koleksi Beda Beads dijual mulai dari harga Rp150 ribu hingga Rp1 jutaan. Koleksi Beda Beads pun masih dibuat secara eksklusif oleh sang Ratu.
“Namun untuk konektor masker maupun gelang rencananya akan mengambil karyawan yang akan dilatih oleh saya secara langsung,” imbuhnya.
Ratu Beda berharap semoga kedepannya bisa terus maju supaya bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dia ingin melatih ibu-ibu di lingkungan sekitar ataupun siapa saja yang berminat untuk belajar membuat kreasi, memasak makanan yang bisa dipasarkan dan bisa membantu perekonomian keluarga yang terdampak Covid-19 ini. (AC560)
