Peringati Hari Jadi 1 Tahun MTCRC, Kementerian Kemaritiman Bersama Duta Besar Korea dan ITB Lakukan Bersih Pantai Cirebon

Cirebon,- Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bersama Duta Besar Republik Korea dan Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan Cirebon Coastal Cleanup Campaign yang berlangsung di Pantai Cirebon, Jalan Ambon, Kota Cirebon, Selasa (3/9/2019).

Kegiatan bersih-bersih pantai dari sampah plastik tersebut dalam rangka memperingati satu tahun berdirinya Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC), dengan diikuti sekitar 150 orang.

1. Gerakan Aksi Bersih Pantai

Agung Kuswandono, selaku Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa mengatakan pantai di Indonesia saat ini banyak yang kotor, terutama terkontaminasi oleh sampah plastik.

“Jadi hari ini sudah kita lakukan itu, nanti ini akan terus kita lakukan di tempat-tempat lain dan kami mohon ini diteruskan oleh teman-teman di daerah,” ujarnya usai kegiatan.

Kegiatan bersih-bersih pantai Cirebon dihadiri Duta Besar Republik Korea, Rektor ITB, Wali Kota Cirebon, PT. Pelindo II cabang Cirebon, Kapolres Cirebon Kota, Danlanal Cirebon, KSOP kelas II, serta siswa-siswi SMA dan MAN, serta Duta Lingkungan Hidup Indonesia.

BACA YUK:  Halima Siswa Tuna Netra, Wakili Kota Cirebon di Ajang KOAS Tingkat Jabar

Lanjut Agung, kegiatan ini dilakukan untuk memperingati Hari Jadi 1 tahun MTCRC, dalam hal ini operasional MTCRC dilaksanakan oleh ITB dan KIOST.

“Gerakan aksi bersih pantai dari sampah plastik merupakan upaya untuk mendukung Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2018 mengenai penanganan sampah laut,” bebernya.

“Upaya ini dilakukan untuk membangkitkan kesadaran para stakeholder dan masyarakat untuk mewujudkan Indonesia Bersih,” katanya.

Kegiatan bersih-bersih pantai Cirebon.

2. Penghasil Sampah Plastik Terbesar Kedua di Dunia

Indonesia, menurut Agung, mendapat predikat negara penghasil sampah plastik terbesar nomor dua di dunia, bukan hanya pantai tapi juga lautnya.

“Semua pantai di Indonesia, bukan hanya pantai saja yang kotor, tapi lautnya. Jadi, kalau musim angin barat atau angin timur, tiba-tiba dari dalam laut keluar sampah-sampah plastik itu kemudian dibawa ke pantai,” terangnya.

BACA YUK:  Sekda Jabar Herman Suryatman Monitoring Rest Area dan Posko UPTD Dishub di Cirebon

“Oleh karena itu, membersihkannya harus betul-betul secara serius, tidak bisa hanya sekedar sambil lalu saja. Hari ini kita seremonial saja, tapi ini sebagai pemicu gerakan pembersihan sampah di pantai selurh Indonesia,” tambahnya.

Dengan kegiatan seperti ini, kata Agung, ingin mengajak semua element masyarakat, tidak hanya pemerintah, tapi masyarakat, kemudian LSM, kemudian penggerak lingkungan untuk bersama-sama melihat laut dan pantai kita sebagai aset yang luar biasa.

“Dari Kemaritiman sudah banyak sekali yang kita lakukan, seperti pembersihan pantai ini, bekerja sama dengan akademisi untuk melakukan kegiatan pengolahan sampah plastik menjadi energi, dan banyak kegiatan untuk melakukan penggantian produk plastik dengan bahan baku yang bisa dalam waktu singkat terurai,” jelasnya.

Kegiatan bersih-bersih pantai Cirebon.

3. Laboratorium Penelitian Kelautan

Sementara itu, Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA menambahkan MTCRC tahun lalu kita telah instalasi Laboratorium Penelitian Kelautan di Cirebon tepatnya di Watubelah, Weru, Kabupaten Cirebon.

BACA YUK:  Tradisi Dlugdag di Keraton Kasepuhan Cirebon, Tanda Masuknya Awal Bulan Ramadan

“Penelitian ini nantinya akan lintas disiplin kenapa, karena dengan satelit kita akan pantau situasi laut kita. Ada disiplin kimia, disiplin perminyakan, teknik lingkungan, geologi, semuanya bekerja sama untuk menginterpentasikan ada apa di bawah laut kita,” jelasnya.

“Dengan demikian, ini akan mempermudah kita mengeksplorasikan laut dengan satelit,” imbuhnya.

Tambah Kardasah, MTCRC juga melakukan program-program seperti kampanye anti plastik dan sudah dilakukan pelatihan beberapa hari lalu di Cirebon kepada anak-anak muda.

“Intinya, bagaimana kita mengolah kembali plastik menjadi bahan-bahan Recycling, jadi plastik tidak jadi sampah, tapi sampah jadi barokah, menjadi produk yang bisa dipakai kembali,” pungkasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *