Nasi Jamblang Hj. Lili Berdayakan Warga Sekitar, Urban Farming Hingga Sirup Kemon

Cirebon,- Nasi Jamblang Hj. Lili yang baru dibuka pada tanggal 9 November 2019 lalu mengusung konsep yang berbeda. Dengan konsep modern, kuliner khas Cirebon ini berlokasi di Jalan Kabupaten, Kota Cirebon.

Dr. Ir. Arief Safari, pemilik Nasi Jamblang Hj. Lili mengatakan konsep Nasi Jamblang Hj. Lili ingin membuat atau mengangkat ide bahwa Nasi Jamblang ini bukan sesuatu makanan untuk rakyat jelata. Sehingga orang selalu mengindentikan makan Nasi Jamblang di pinggir jalan, penuh debu.

“Maka Nasi Jamblang Hj. Lili kita ubah konsep itu. Nasi Jamblang itu suguhannya sudah luar biasa, dan yang makan juga sudah orang-orang elit. Tapi mereka kan membutuhkan level pelayanan yang berbeda seperti tempat lebih bersih, lebih nyaman,” ujarnya saat ditemui About Cirebon, Sabtu (16/11/2019).

BACA YUK:  Mudahkan Peserta JKN, BPJS Kesehatan Tetap Berikan Layanan Kesehatan Selama Libur Lebaran

“Oleh karena itu, kita membuat konsep bahwa makan Nasi Jamblang bisa ditempat yang nyaman dan enak. Artinya kita ingin mengubah pandangan tentang Nasi Jamblang,” tambahnya.

Menurut Arief, saat ingin membangun ide tentang Nasi Namblang Bu Hj. Lili, berangkat dari rumah orang tuanya yang sudah cukup lama tidak ditempati, kemudian mendapat ide dari salah satu penunggu rumah untuk bersama-sama mengembangkan usaha lebih lanjut.

“Saat itu saya tercetus untuk membuat Nasi Jamblang. Dari situ, saya dikenali oleh Pak Engkos penunggu rumah dengan Komunitas Ruang Sekawan. Komunitas ini adalah sekumpulan anak-anak muda di RW 04 Kelurahan Kejaksan, yang ingin menyalurkan bakat-bakat tentang masalah seni dan masalah lainnya,” bebernya.

Tak hanya bertemu dengan Komunitas Ruang Sekawan, kata Arief, kami dikenali lagi dengan Ibu RW dan ibu-ibu PKK, bahwasanya mereka menginformasikan pernah ikut lomba pangan dan menang. Produk yang dilombakannya itu namanya Sirup Kemon (Kemangi Lemon).

Pemilik Nasi Jamblang Hj. Lili Tunjukan Sirup Kemon (Kemangi Lemon)

“Dari ketiga pertemuan itu saya buat satu konsep. Kalau nasi jamblang bu Hj. Lili kita bangun, itu tidak akan menjadi berdiri sendiri konsepnya,” terangnya.

BACA YUK:  Beroperasinya BIJB Kertajati, Jadi Peluang Menambah Kunjungan Wisatawan

“Jadi anak-anak ruang sekawan ini akan mengembangkan urban farming berupa hydroponic untuk tanaman kemangi, selada. Dan ada juga tanaman tabulapot (tanaman buah dalam pot) berupa lemon atau jeruk nipis,” tambhanya.

Dari hasil urban farming ini, kata Arief, sebagian akan ditampung di nasi jamblang Hj. Lili dan sebagain lagi akan digunakan ibu-ibu PKK untuk mengelola membuat Sirup Kemon.

“Setelah Sirup Kemon jadi, pemasarannya ke kita lagi di nasi jamblang Hj. Lili. Jadi konsep utuhnya adalah kita ingin menjadikan RW 04 ini sebagai desa wisata. Nanti ada wisata agro berupa hydroponic, wisata kuliner, dan pemberdayaan ekonominya,” paparnya.

BACA YUK:  Kerja Sama dengan Cirebon Tiket, Sociamedic Clinic Berikan Harga Spesial Treatment Hemat

“Di mana desa wisata inilah sebagai penunjang pengembangan Alun-alun Kejaksan. Kalau Alun-alun Kejaksan sudah jadi, justru memerlukan komponen pendukung. Salah satu pendukungnya adalah desa wisata di RW 04 ini” kata Arief.

Pihaknya ingin menumbuhkan, bukan tatanan bahwa nasi jamblang ingin maju sendiri, tapi ingin masyarakat yang ada disekitar bisa ikut maju.

“Jadi saya ingin maju bersama-sama di RW 04 Kelurahan Kejaksaan ini,” ungkapnya.

Rencana kedepan, Nasi Jamblang Hj. Lili memiliki cita-cita nasi jamblang bisa ada dimana-mana dalam bentuk franchise. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *