Mengenal Situs Lawang Sanga Keraton Kasepuhan
Cirebon,- Mungkin sebagian orang tidak mengetahui situs budaya lawang sanga atau pintu sembilan. Lawang Sanga, merupakan cagar budaya yang dimiliki keraton Kasepuhan Cirebon.
Letak lawang sanga berada di luar komplek keraton kasepuhan, namun ada di belakang Keraton Kasepuhan Cirebon, tepatnya di pinggir sungai kriyan, di RT 9 RW 2 Mandalangan, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
Dalam naskah negara Kertabumi, lawang sanga dibangun dalam rangka persiapan infrastruktur Gotrasawala yang dilaksanakan oleh Pangeran Wangsakerta pada masa Sultan Sepuh I Syamsudin Martawijaya yaitu pada sekitar tahun 1677 Masehi.
Lawang sanga disiapkan untuk berlabuhnya perahu dan pintu masuk bagi para utusan dari kerajaan-kerajaan di Nusantara, yang pada waktu itu memang jalur lautlah yang aman bagi perjalanan.
Lurah Keraton Kasepuhan Cirebon, Moch. Maskun mengatakan lawang sanga merupakan pintu masuk untuk menerima upeti, kalau sekarang bisa disebut syahbandar.
“Dulu untuk memberikan upeti ke keraton itu melalui sungai,” ujarnya kepada About Cirebon, Senin (10/9/2018).
Maskun menjelaskan, disebut lawang sanga karena pintunya ada sembilan. Secara filosofinya merupakan lambang dari sembilan lubang yang ada didalam tubuh manusia, diantaranya dua lubang hidung, dua lubang mata, dua lubang telinga, dua lubang pencernaan, dan satu lubang mulut.
“Dan sembilan itu angka yang paling besar dan paling sempurna,” terangnya.
Lanjut Maskun, berfungsinya lawang sanga tidak dijelaskan sampai sultan keberapa, namun untuk hal ritual sampai sekarang masih dijalankan.
“Tiap bulan Suro, acara sedekah bumi diadakannya di lawang sanga, yang bertujuan untuk mengirim doa kepada arwah leluhur,” jelasnya.
Saat bulan maulud pun, kata Maskun, masih ada yang berziarah ke lawang sanga, bahkan setiap kliwonan ada juga yang datang.
Mengenai bangunan Situs, Maskun menambahkan, bahwa situs lawang sanga sudah beberapa kali dilakukan pemugaran, tetapi pemugarannya tidak seluruhnya.
“Hanya sebagian-sebagian saja yang diperbaiki. Diperbaikinya pun oleh tim cagar budaya,” tandasnya. (AC212)