Inilah Asal Usul Angkringan dan Semakin Menjamur di Cirebon

Cirebon,- Pasti kalian sudah tidak asing lagi dengan kata angkringan kan? Tempat makan sederhana yang menjual aneka makanan dan minuman yang bervariasi dan harga yang sangat terjangkau. Tahukah kalian kata angkringan itu berasal dari kata “nangkring” atau mengangkat satu kaki. Yuk kita bahas seputar angkringan!

Angkringan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950 oleh seorang pria bernama Mbah Pairo, yang berasal dari Klaten, Jawa tengah. Mbah Pairo awalnya menjual dagangan di sekitar stasiun Tugu sambil meneriakkan “ting..ting..hik”. Keunikan cara berjualan membuat warga setempat menjulukinya dengan sebutan HIK yang artinya Hidangan Istimewa Kampung. Kemudian dengan ramainya pengunjung, Mbah Pairo memutuskan untuk berdagang menetap.

BACA YUK:  Re-Opening, Kini Toko Mas Pantes Cabang Sindang Laut Lebih Luas dan Nyaman

Mbah Pairo juga menghadirkan bangku panjang untuk para pelanggannya makan serta meletakkan makanannya tepat di depan gerobak. Sebutan angkringan sendiri rupanya terinspirasi dari kebiasaan para pelanggan yang tidak sungkan makan sambil mengangkat kaki. Sejak saat itu, kedai tersebut dijuluki angkringan dengan maksud makan dengan posisi kaki “nangkring di atas” bangku.

Angkringan identik dengan nasi kucing dan aneka sate seperti sate usus, sate kerang, sate telur puyuh, ati ampela, kikil dan lain sebagainya. Disebut nasi kucing, karena ukurannya yang begitu kecil. Satu porsi nasi kucing umumnya akan langsung habis ketika disantap dalam 2-3 kali suap. Orang-orang pun menyebut porsinya sama dengan porsi makanan untuk kucing.

BACA YUK:  Dinkes Kota Cirebon : 36,6 Persen Remaja Putri di Kota Cirebon Menderita Anemia

Nasi kucing biasa disuguhkan bersama aneka hidangan lauk, contohnya seperti ikan teri, ikan tongkol, dan sambal. Satu lagi yang khas yakni minumannya. Kurang lengkap makan angkringan tanpa menyeruput segelas jahe hangat alias wedang
Kini angkringan tidak hanya populer di wilayah Jawa Tengah atau Yogyakarta saja, melainkan sudah merambat ke kota-kota lain. Contohnya di Cirebon. Salah satunya “Angkringan km 78” yang ada di Jl. Brigjen Darsono, Sunyaragi, Cirebon. Tepatnya di sebrang gua sunyaragi.

Di “Angkringan km 78” menjual nasi kucing dan nasi bakar, kepala ayam, sayap ayam, tempe dan tahu bacem, aneka jenis sate, mulai dari usus, kikil, telur puyuh, ati ampela, dll.Tak lupa teh manis dan susu jahe. Dibandrol mulai dari 2 ribu sampai 5 ribu rupiah. Sangat terjangkau bukan?
Angkringan km 78 ini mulai buka di jam 16.00-00.00 wib. Buat anak kost yang ingin ngirit atau yang lagi kelaperan malam-malam, Angkringan km 78 cocok banget buat kamu datangin. (Anniza Zhilla)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *