Bupati Cirebon Pertahankan Tradisi Ngaji Pasaran di Tengah Pandemi Covid-19

Cirebon,- Kepedulian terhadap aktivitas pesantren ditunjukkan Bupati Cirebon, H Imron MAg. Tak ingin tradisi Ngaji Pasaran di pesantren hilang akibat pandemi Corona, bupati cari ide agar pesantren-pesatren bisa menyelenggarakan Ngaji Pasaran secara online.

Bupati Cirebon, Imron Rosyadi secara simbolis menyerahkan bantuan perangkat alat untuk live streaming pengajian pasaran online di pesantren-pesantren. Bantuan diterima oleh Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozi.

Dalam kesempatan itu, Imron menyampaikan Ngaji Pasaran merupakan tradisi pesantren yang sudah berlangsung puluhan, bahkan ratusan tahun lalu, terutama di pesantren-pesantren Nahdlatul Ulama (NU). Dalam sebulan penuh, para santri, termasuk alumni banyak yang ikut ngaji pasaran.

“Dulu saya nyantri ya biasa Ngaji Pasaran seperti itu. Terutama dipilih kitab mana yang ngajinya bolong-bolong. Karena semua pasaran biasanya full sebulan khatam satu kitab,” ujar Imron dalam keterangan yang diterima About Cirebon, Jumat (1/5/2020).

BACA YUK:  Sultan Kacirebonan dan Presiden IKBC Hadiri Peringatan Hari Nasional Kuwait ke-63

Lebih lanjut Imron mengatakan, tahun ini Ramadan bersamaan dengan pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19), sehingga santri sesuai dengan imbauan PBNU sudah dipulangkan sejak sebelum Ramadan. Pihaknya pun langsung berdiskusi dengan PCNU Kabupaten Cirebon dan beberapa kiai merumuskan bagaimana caranya agar pengajian kitab kuning di bulan Ramadan tetap diadakan.

“Akhirnya munculah gagasan pengajian pasaran live streaming atau via online. Banyak pesantren besar yang sudah menyelenggarakan, tetapi tak sedikit yang belum alias masih offline,” katanya.

Imron menjelaskan, pihaknya belum bisa mengambil anggaran dari APBD Kabupaten Cirebon, selain karena programnya mendadak dan sudah tahun berjalan, juga karena ada instruksi dari pusat agar dilakukan realokasi atau refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19. Tak ingin ide tersebut menguap begitu saja, pihaknya terus mencari dari sumber lain.

Pihaknya pun langsung mengajukan program tersebut ke Bank Jabar Banten (BJB). Tak memerlukan banyak waktu, sehari setelah pengajuan, pihak BJB langsung memberikan informasi kesiapannya untuk membantu pengadaan alat untuk live streaming.

BACA YUK:  Tiket KA Mudik Lebaran 2024 di Daop 3 Cirebon Sudah Terjual 10.386 Tempat Duduk

“Alhamdulillah direspons BJB. Meskipun hanya perangkat android dan kuota, kami sampaikan terima kasih. Dan, memang ada keterlambatan, tadinya mau launching di hari pertama Ramadan, tapi terkendala teknis sehingga baru bisa dilakukan serah terima simbolis,” paparnya.

Sementara, Perwakilan BJB, Cipta mengatakan program fasilitasi perangkat alat untuk pengajian online sangat positif. Karena itu, pimpinannya langsung merespons usulan tersebut.

“Setelah ada permohonan dari Pak Bupati pada hari Kamis sebelum Ramadan, Jumat sudah ada keputusan. Alhamdulillah ini berkat doa para kiai juga sehingga bisa cepat direspons,” ujar dia.

Cipta berharap bantuan 60 perangkat android dan kuota tersebut bermanfaat bagi aktivitas pesantren, terutama ngaji pasaran. Pihaknya juga memohon doa dari para kiai agar BJB tetap terus berkembang di tengah pandemi Corona.

BACA YUK:  Januari - Maret 2024, Satgas PASTI Blokir 585 Pinjaman Online dan Pinjaman Pribadi Ilegal

Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozi mengatakan, program ini berawal dari keinginan bupati untuk memberikan bantuan terhadap pesantren terdampak Corona. Dalam kondisi pandemi Coron, pesantren diminta untuk tetap mengadakan Ngaji Pasaran secara online.

Menurutnya, langkah bupati sangat tepat, karena pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan juga harus tetap berjalan aktivitas transfer ilmunya kepada para santri. Sementara pesantren tidak seperti sekolah umum yang memiliki Dana Operasional Sekolah (BOS) yang bisa digeser untuk operasional pembelajaran daring.

“Ada dua dampak sekaligus dari program ini. Hari ini semua santri sudah dipulangkan, mereka juga perlu seperti lembaga pendidikan formal, maka dengan kehadiran fasilitas online pesantren bisa tetap menyelenggarakan pengajian,” ujarnya.

“Bupati melakukan ikhtiar agar pesantren tetap melek teknologi informasi, sehingga bisa mengikuti perkembangan zaman, dalam hal ini pembelajaran secara online,” tambah KH Aziz. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *