Agung Supirno Banyak Terima Keluhan Warga, Saat Reses Masa Sidang Pertama
Cirebon,- Masa Persidangan I tahun 2022, Anggota DPRD Kota Cirebon dari Fraksi Golongan Karya (Golkar), Agung Supirno menggelar kegiatan reses. Kegiatan tersebut berlangsung di RW 04 Kalitanjung Timur, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Kamis (28/4/2022).
Dalam reses tersebut, pihaknya mendapatkan banyak keluhan dari masyarakat. Seperti bangunan rumah warga yang menggantung dengan sungai, jembatan penghubung pasar Harjamukti, jalan yang harus diperbaiki, hingga permasalahan sampah.
“Dari hasil reses, saya sudah mendapatkan permasalahan, salah satunya rumah warga yang sudah menggantung dengan sungai. Hal ini perlu dibronjong dan akan saya usulkan kepada Pemerintah Daerah Kota Cirebon,” ujar Agung kepada About Cirebon.
Selain itu, tambah Agung, ada beberapa jalan sepanjang RW 04 Kalitanjung Timur yang butuh pemeliharaan. Dalam dua tahun terakhir tidak ada pembangunan karena adanya refocusing anggaran untuk penanganan COVID-19.
“Harapan saya di tahun berikutnya bisa dilakukan proses pembangunan. Dan kami juga meninjau jembatan yang menjadi penghubung akses dari Pasar Kalitanjung ke Pasar Harjamukti,” katanya.
“Saat ada kendaraan lewat, jembatannya sudah goyang. Terus tidak ada penyangga atau pagar pengaman. Ini perlu dipasang oleh Pemerintah Kota, karena berdasarkan informasi sudah ada dua korban anak kecil jatuh,” sambungnya.
Pihaknya khawatir, bila tidak secepatnya dipasang pagar pengaman di jembatan penghubung tersebut akan ada korban berikutnya. Masalah tersebut akan menjadi prioritas dalam reses kali ini agar sesegera mungkin untuk diperbaiki.
Dalam reses kali ini, Agung membawa pihak PGN terkait keluhan masyarakat terkait galian PGN yang amblas dan keluhan pembayaran tagihan tidak seperti biasanya. Agung meminta kepada pihak PGN untuk segera memperbaiki galian yang rusak.
“Dari pihak warga, petugas yang mencatat untuk lebih maksimal di rumah-rumah warga. Bahkan ada ada salah satu warga yang harus bayar tagihan PGN sampai Rp. 600 ribu, padahal tidak ada industri di rumahnya. Sedangkan tetangga sebelahnya hanya membayar tagihan di bawah Rp. 50 ribu,” jelas Agung.
“Hal inilah yang membuat warga mengeluh. Sehingga saya menggandeng pihak PGN untuk menjawab permasalah ini,” pungkasnya. (HSY)