Usaha Batu Bata di Saat Kemarau Panjang

Cirebon,- Debit air waduk Setupatok di Desa Setupatok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terus menyusut. Kondisi ini menyusul kemarau berkepanjangan di kawasan pantura Cirebon. Hingga saat ini, air di waduk yang menjadi tempat berburu momen matahari terbit dan terbenam tersebut menyusut 3-4 sentimeter per hari.

Bahkan, volume air di waduk tersebut terus berkurang hingga delapan juta meter kubik.
Dari luas sekitar 8 hektare, waduk Setupatok mampu menampung volume air maksimal 13 juta meter kubik. Kemarau yang cukup panjang membuat volume air saat ini menjadi delapan juta meter kubik. Dari jumlah maksimal volume air tersebut, Waduk Setupatok mengaliri sekitar 1.600 hektare sawah masyarakat. Air waduk mengaliri sawah di tiga kecamatan dan 23 desa di Cirebon.

BACA YUK:  Polres Cirebon Kota Siap Lakukan Pengamanan PSU di 5 TPS

Namun demikian di tengah kondisi menyusut air Waduk Setupatok yang dikeluhkan warga sekitar karena tidak bisa mengairi sawah- sawah mereka , lain cerita dengan Sugiono warga Desa Penpen Blok Sicangkir Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon ini.

Sugiono memanfaatkan keadaan musim kemarau ini dengan membuat batu bata dari tanah liat yang diperoleh dari tanah pinggir waduk. Beliau juga menjemur batu batanya di areal waduk tersebut dan dalam sehari dapat memproduksi batu bata hingga 50 batu bata dan harga satu batu bata nya di jual seharga 1000/2000 persatu batu bata nya.

BACA YUK:  Kerja Sama dengan Cirebon Tiket, Sociamedic Clinic Berikan Harga Spesial Treatment Hemat

“ Ini merupakan manfaat saat kemarau panjang,” tutur Sugiono

Meskipun begitu Sugiono juga berharap musim kemarau ini cepet berlalu karena selain membuat batu bata, beliau juga seorang petani yang merasakan dampak kekeringan di sawahnya dan hampir gagal panen karena kekurangan air.
(Siti Maesaroh/PPL)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *