BPBD Kabupaten Cirebon Sudah Petakan Daerah Rawan Bencana Banjir dan Longsor

Cirebon,- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon sudah memetakan titik-titik rawan bencana alam, baik bencana banjir maupun tanah longsor.

Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendar menjelaskan ada sembilan titik yang sudah dipetakan terkait rawan bencana banjir dan enam titik untuk bencana alam tanah longsor.

“Untuk wilayah Timur Kabupaten Cirebon dilalui Sungai Cisanggarung, Ciberes dan Cimanis, ada sembilan kecamatan yang setiap tahun sering terjadi bencana banjir,” ujarnya usai Rapat Koordinasi dan Pengecekan Kesiapan Penanganan Bencana alam di Mako Polresta Cirebon, Senin (6/1/2020).

BACA YUK:  Bupati Imron Sambut 16 Taruna-Taruni STTD yang Akan Magang di Dishub Kabupaten Cirebon

Lanjut Dadang, untuk wilayah selatan yang berbatasan dengan Kuningan, yang sudah dipetakan wilayah rawan bencana longsor ada enam kecamatan seperti Sedong, Karangwuni, Sumber, Beber, Greged, dan Dukupuntang.

“Nah untuk wilayah Baratnya, ada tiga kecamatan yang berpotensi banjir yang dilalui Sungai Ciwarigin yaitu Ciwaringin, Arjawinangun, Gegesik, Kaliwedi. Dan untuk wilayah Utara juga resiko banjir masih kita petakan, khususnya wilayah Gunung Jati, Suranenggala, dan Kapetakan,” bebernya.

Sedangkan untuk wilayah Tengah Kabupaten Cirebon, kata Dadang, ada beberapa wilayah yang berpotensi banjir, khususnya di wilayah Kedawung sepeti Sutawinangun, Wiratama, dan Desa Gamel yang sering terjadi.

BACA YUK:  Kapolres Cirebon Kota Hadiri Tarhim Forkopimda Kota Cirebon di Masjid Jami Al-Bahar

Untuk pencegahan musim banjir, pihaknya sudah melakukan beberapa antisipasi seperti bersih-bersih Sungai Cipager, Jati Merta, dan di wilayah Timur sudah peninggian tanggul, wilayah Barat penyodetan sungai Ciwaringin.

“Yang perlu disampaikan disini adalah kerja sama dengan BBWS yang berkaitan dengan pengerukan dan penyodetan atau normalisasi ini yang perlu kita lakukan agar tidak terjadi dan terulang setiap tahunnya,” kata Dadang.

“Antisipasi sudah kita lakukan semaksimal mungkin, baik secara fisik maupun secara SDM. SDM kita sudah melatih beberapa relawan di 8 desa yang dibentuk dengan nama Destana (Desa Tangguh Bencana),” pungkasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *