50 Pemuda Peace Train Indonesia Belajar Keberagaman dari Cirebon

Cirebon,- Indonesia Conference Religion and Peace (ICRP) berkolaborasi bersama Pelita (Pemuda Lintas Agama), dan Inspiration House menggelar kegiatan Peace Train dan panggung kebudayaan yang berlangsung di Gereja Santo Yusuf, Jalan Yos Sudarso, Kota Cirebon, Minggu (26/1/2020).

Dalam kegiatan tersebut dimeriahkan juga dengan paduan suara Oikumene Voice Cirebon dari gabungan gereja-gereja di Cirebon yang menyanyikan lagu Syubbanul Wathon atau yang populer dengan Ya Lal Wathon.

Frengky Tampubolon, Koordinator Kegiatan Peace Train Indonesia mengatakan kegiatan Peace Train ini adalah kegiatan yang ke-10 sejak tahun 2017 dengan memilih kota-kota yang memiliki kekuatan toleransi dan memilih kota atau tempat toleransi itu bermasalah.

“Cirebon ini salah satu kota yang kita pilih karena ruang perjumpaan atau toleransi berjalan sangat baik. Jadi, teman-temen dari berbagai kota di Indonesia kita undang untuk belajar dari Cirebon,” ujarnya saat ditemui About Cirebon.

BACA YUK:  Halalbihalal dengan Pendamping Desa, Bupati Imron : Desa Maju, Kabupaten Cirebon Juga akan Maju

Kenapa Cirebon, lanjut Frengky, karena Cirebon ini memiliki sejarah panjang, sejarah yang menurut kita memiliki perjumpaan antar etnis antar golongan, hingga latar belakang yang berbeda. Oleh karena itu, kita ingin belajar bahwasanya saat ini Indonesia sangat dipenuhi oleh upaya-upaya untuk membangun kebencian antar golongan.

“Artinya kita ingin mengatakan Stop dengan hal tersebut, disamping kita memiliki kekayaan alam dan kekayan sumber daya manusia, tapi kita juga memiliki kekayaan yang luar biasa yaitu sumber daya kerukunan,” ungkapnya.

“Cirebon ini adalah kekayaan alam, kekayaan kerukunan, kekayaan yang akan membangun Indonesia. Dan Cirebon, bagi kami adalah tempat yang sangat dekat di hati,” imbuhnya.

Pada kegiatan tersebut, Peace Train Indonesia membawa 50 orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan latar agama yang berbeda-beda.

BACA YUK:  Semarakkan Tahun Baru Imlek 2024, CSB Mall Hadirkan Barongsai Festival dan Dragon Dance

Sejak 2017, Peace Train Indonesia telah mengunjungi 10 kota, pertama kali diselenggarakan di Semarang, Surabaya, Bandung, Malang, Banten, Bogor, Madura, dan Cirebon merupakan kota ke-10.

Di Cirebon, Peace Train Indonesia telah mengunjungi Pesantren Kebon Jambu Babakan, Fahmina Institute, Dialog keberagaman bersama Suku Dayak Losarang, mengunjungi makam Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, Vihara, Klenteng, Gereja-gereja di Cirebon dan kunjungan terakhir di Pure.

Frengky menjelaskan, dinamakan Peace Train atau Kereta Perdamaian dan kenapa kereta, kereta adalah moda transportasi publik yang tidak bisa dimiliki orang.

“Orang bisa membeli mobil, pesawat, kapal laut, dan membeli transportasi yang lain, tapi kereta tidak bisa dibeli orang. Hanya kereta transportasi publik yang bisa menggambarkan betapa perjumpaan itu terjadi,” katanya.

BACA YUK:  Nikmatnya Gurih dan Lembut, Kue Lumpur Bakar Ny. Eva di Cirebon

“Tidak ada satu orang pun bisa membeli kereta. Jadi kita sengaja pilih transportasi kereta, inilah kekuatan kebersamaan itu. Anda bisa bersama didalam kereta dari latar belakang yang ada dan ini sungguh-sungguh kepentingan publik,” imbuhnya.

Dari kegiatan ini, pihaknya sungguh-sungguh berharap, Indonesia ini menurut kita diambang kekhawatiran kita akan adanya upaya untuk penyeragaman, melalui program ini teman-teman belajar dan masih ada harapan bibit-bibit perdamaian kita taburkan supaya pada saatnya kita panen perdamaian.

“Sebanyak mungkin, kegiatan ini sudah dicontoh, ditiru, dilakukan duplikasi di berbagai kota. Dari hasil perjumpaan ini, teman-teman biasanya kembali ke daerah masing-masing lalu secara kreatif mereka akan melakukan hal yang sama,” pungkasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *