DLH Sebut Kota Cirebon Salah Satu Kota Tercepat Menangani Kebakaran TPA

Cirebon,- Kota Cirebon merupakan salah satu kota yang tercepat dalam menangani kebakaran tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, dr. Yuni Darti, Selasa (21/11/2023).

“Berdasarkan hasil tinjauan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, Kota Cirebon salah satu kota yang tercepat dalam menangani kebakaran TPA,” ujar Yuni.

Atas hasil tersebut, kata Yuni, DLH Kota Cirebon mendapatkan bantuan dari kementerian dalam hal pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Rencananya program bantuan keberlanjutan itu akan menjadi pilot project yang ada dilakukan di TPA Kopiluhur Kota Cirebon.

BACA YUK:  Info Loker! Lowongan Kerja Terbaru Super Khitan Cirebon Februari 2024

“Untuk saat ini, kami belum mengetahui langkah selanjutnya seperti apa. Tapi program pengolahan sampah berkelanjutan ini akan dilakukan pada program tahun 2024 mendatang,” katanya.

Seperti ketahui, TPA Sampah Kopiluhur yang berada di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon alami kebakaran pada tanggal 9 Agustus 2023. Area yang terbakar mencapai 300- 400 meter, bahkan alat berat dikerahkan guna mengurai sampah. Hingga tanggal 12 Agustus 2023, api berhasil dipadamkan.

Berselang satu bulan kemudian, pada 26 September 2023, TPA Kopiluhur kembali terbakar pada pukul 02.00 WIB. Saat itu, sebanyak 3 unit mobil pemadam kebakaran dan 2 alat berat dikerahkan untuk memadamkan api.

BACA YUK:  KAI Mohon Maaf Atas Keterlambatan KA Akibat Banjir Semarang, Saat ini Masih Perbaikan

Setelah kejadian kebakaran TPA Kopiluhur, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Siti Nurbaya mengunjungi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kopi Luhur di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Sabtu (30/9/2023).

Pihaknya meninjau langsung lokasi kebakaran yang terjadi di TPA Kopi Luhur.

Saat itu, menurut Siti, penanganan di TPA Kopi Luhur sangat berbeda dengan penanganan di Sarimukti. Apalagi, tambah Siti, penanganan di Sarimukti terlambat penanganannya, sehingga apinya cepat membesar.

“Kalau di sini (Kopi Luhur) spot-spot kecil, jadi bisa lebih bisa ditangani oleh kawan-kawan di lokasi. Tapi pada konteks ini, kami di Kementerian ingin melihat persisnya ada api, karena ada teorinya,” jelas Siti. (HSY)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *