Jaga Lingkungan dengan Membuat Lubang Biopori dan Menerapkan Ecobrick
Cirebon,- Musibah banjir yang terjadi akhir-akhir ini harus dijadikan suatu instrospeksi diri. Hal tersebut disampaikan oleh ketua Sanggar Lingkungan Hidup (SLH) Cirebon, Kustiadi. Dia mengatakan pula bahwa di setiap kejadian pasti ada sebab dan akibatnya.
“Kita sama-sama introspeksi diri karena resapan air itu sangat penting. Harus benar-benar dijaga,” ungkap Kustiadi kepada About Cirebon, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, mulai dari hulu yakni daerah pegunungan, banyak dijadikan lahan-lahan pertanian yang berkibat daya resap air berkurang sehingga air mengalir deras ke hilir. Inilah yang mengakibatkan setiap tahun pastinya akan semakin parah dampaknya.
“Jika kondisi lingkungan kita tidak dibenahi, apalagi dari sisi kebiasaan masyarakat kita tidak diubah ya akan semakin memperburuk keadaan, dan banjir akan terus datang saat musim penghujan seperti sekarang ini,” ucap pria yang akrab disapa Kang Adhie tersebut.
Dia mengatakan, harus adanya kesadaran dari diri sendiri. Contoh kecilnya, misal di halaman rumahnya dibuatkan lubang resapan biopori, menanam pohon dan lain-lain. Sehingga saat musim hujan, air akan cepat terserap dengan baik.
Kang Adhie juga menyampaikan bahwa dari SLH sendiri dan juga teman-teman pengiat lingkungan lainnya pasti tidak akan berhenti melakukan sosialisasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui akun media sosial. Pihaknya akan terus mencari cara untuk mengedukasi masyrakat.
“Salah satu edukasi yang kami sampaikan yaitu membuat ecobrick, yakni cara yang mungkin paling simple untuk mengurangi sampah plastik berceceran,” tambahnya.
Ecobrick merupakan solusi praktis dan murah untuk mengurangi limbah plastik di bumi. Caranya yaitu dengan memasukkan sampah plastik kemasan kedalam botol plastik dan dipadatkan menggunakan stik atau tongkat kecil. Lebih efisien dibandingkan dengan sampah plastik yang berceceran.
Nantinya, botol berisi sampah plastik tersebut bisa berfungsi dan dimanfaatkan untuk dijadikan kerajinan yang multifungsi. Misalnya saja bisa dibuat menjadi meja, kursi, atau sebagai pengganti batu bata untuk djadikan bangungan.
“Pastinya setelah dibuat kerajinan akan lebih bermanfaat sekali. Apalagi membuat ecobrick sangat simple, murah, bisa siapapun membuatnya dan dimanapun,” terangnya.
Kang Adhie beserta komunitas SLH berharap, masyarakat Cirebon khususnya memiliki tingkat kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu, semoga rasa kemanusiaan untuk saling membantu bisa lebih baik lagi.(AC560)
