Anak Muda Desa Cirebon Gagas Forum Pengajian ‘NGASO’, Oase di Tengah Penatnya Aktivitas Harian

Cirebon,- Sebuah inisiatif luar biasa muncul dari kalangan anak muda desa di Kabupaten Cirebon yang peduli terhadap nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan. Mereka menggelar forum pengajian bernama NGASO, sebuah singkatan dari “Ngaji Sore,” dengan tujuan memperkuat kehidupan keagamaan dan kebersamaan di tengah-tengah masyarakat.

Dengan didukung semangat kebersamaan dan tekad untuk meningkatkan pemahaman agama, NGASO menjadi wadah bagi masyarakat desa untuk saling berbagi pengetahuan agama, menjalin keakraban, dan mempererat tali silaturahmi. Kegiatan ini juga menjadi jawaban atas semakin langkanya forum pengajian di desa-desa, khususnya yang diinisiasi oleh generasi muda.

Dalam pembukaan forum ini, Ketua Panitia NGASO, Arif Budiwinata, menyampaikan, bahwa NGASO lahir dari keinginan pemuda desa untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. “Kami percaya, melalui pengajian, kita bisa memperkuat pondasi agama dan kebersamaan. NGASO bukan hanya forum pengajian, tapi juga wadah kita bersama membangun keharmonisan di desa,” kata Arif.

BACA YUK:  Resmikan Gedung Khusus PPA, Bupati Harapkan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Cirebon Turun

Dalam konteks bahasa Sunda, terang Arif, “NGASO” juga memiliki makna yang menggambarkan istirahat sejenak setelah melakukan aktivitas yang melelahkan. Seiring dengan semangat pengajian, para peserta NGASO tidak hanya mencari ketenangan rohani melalui pengajian, tetapi juga menjadikan momen ini sebagai bentuk istirahat batin dan fisik.

“Sehingga, NGASO tidak hanya menjadi forum pengajian, tetapi juga peluang untuk melepaskan kepenatan dan bersantai sejenak di tengah kesibukan aktivitas harian. Dengan begitu, NGASO menjadi lebih dari sekadar tempat belajar agama Islam; ia juga menjadi oase kebahagiaan dan ketenangan bagi para pesertanya, menandakan pentingnya keseimbangan antara rohaniah dan jasmani dalam kehidupan sehari-hari,” sambung Arif.

BACA YUK:  Ikut BPJS Ketenagakerjaan, Bupati Cirebon Serahkan Santunan Kematian bagi Ahli Waris Dua Kuwu

Acara pengajian dilaksanakan secara rutin setiap Selasa sore tiap dua pekan sekali di Pondok Yatama Mendunia, Desa Bobos, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Materi pengajian bervariasi, mulai dari tafsir Al-Qur’an, hadis, hingga diskusi keagamaan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Pengasuh Pondok Yatama Mendunia, Baba Ihsanuddin, turut memberikan dukungannya, “Kami sangat mengapresiasi upaya para pemuda dalam membentuk NGASO. Inisiatif ini sangat sejalan dengan misi Pondok Yatama Mendunia untuk mendukung pengembangan spiritualitas dan kebersamaan di masyarakat. Semoga NGASO menjadi inspirasi bagi komunitas sekitar.”

BACA YUK:  Peringati Hari Tari Sedunia, Wabup Cirebon Minta Pertahankan Seni Budaya

Masyarakat desa pun merespon positif terhadap inisiatif anak muda ini. Hidayatullah, seorang peserta NGASO, menyatakan, “Ini benar-benar luar biasa. Kami merasa bersyukur memiliki generasi muda yang peduli dengan agama dan kebersamaan. Semoga NGASO menjadi inspirasi bagi desa-desa sekitar.”

Melalui NGASO, anak muda desa bukan hanya menjadi pelopor pengajian tetapi juga pilar kebersamaan dan solidaritas di lingkungan mereka. Inisiatif seperti NGASO membuktikan bahwa semangat keagamaan dan kebersamaan tetap berkobar di hati generasi muda, menjadi harapan bagi kelangsungan nilai-nilai luhur dalam bingkai kehidupan desa. (*)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *