Webinar Literacy For Democracy : Mencari Figur Berintegritas Pengawas Pemilu Jawa Barat

Bandung,- Pemuda Katolik Jawa Barat (Komda Jabar), didukung oleh Komisi Kerawam Keuskupan Bandung, Bogor, dan KAJ, Dilan Indonesia, Vox Point Jabar, WKRI DPD Jabar, dan PMKRI Bandung menyelenggarakan Webinar literacy for democracy yang mencari “Figur berintegritas pengawas pemilu Jawa Barat” pada hari Jumat, (17/03/2023).

Kegiatan ini diangkat sesuai keiginan bersama dalam menyambut pesta demokrasi 2024 yang kemudian diharapkan dapat berpartisipasi dalam ruangruang kepemiluan salah satunya pengawas pemilu di Jawa Barat.

Dalam hal ini juga memberikan gambaran mengenai kondisi terkini, peluang, tantangan, ekspetasi kedepan, dan mencari figur yang Jurdil, serta sosialisasi tahapan seleksi calon bawaslu Jawa Barat.

Antusiasme dari peserta terhadap acara ini sangat aktif yang dimana jumlah peserta hadir 60 orang yang disiarkan melalui sambungan zoom ini menghadirkan 3 Narasumber. Dalam rangkaian diskusi ini dipandu oleh saudara Yuda Thomas dari Komcab Cirebon Pemuda Katolik.

Ketiga narasumber menyampaikan pemaparan sesuai dengan bidang masing-masing. Pemaparan pertama disampaikan oleh Ibu Rafih Sri Wulandari sebagai ketua tim seleksi Bawaslu Jawa Barat menyampaikan konsep pemilu yang Affrimative iyalah tindakan khusus sementara yang berupa kebijakan peraturan atau program khusus untuk mempercepat persamaan posisi dan kondisi yang adil bagi kelompok yang termarjirnalkan dan dilemahkan secara politik, seperti kelompok miskin, penyandang disabilitas, buruh, letani, nelayan, termasuk kelompok rentan perempuan.

BACA YUK:  Milad Baznas ke-23, Baznas Kota Cirebon Hadirkan Kegiatan Sosial

Ibu rafih juga menyampaikan dua(2) poin penting Affirmative dalam pemilu di Indonesia yang pertama terdapat di Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang pemilihan umum anggota DPR, DPD, DPRD (UU Pemilu legislatif) telah mengakomodir tindakan Afirmasi bagi perempuan, diantaranya ketentuan yang menyatakan minimal 30% harus ada perempuan, yang kedua di situasi saat ini Afirmasi berlaku di dalam Lembaga penyelenggara Pemilu termasuk di Bawaslu terdiri dari keterwakilan perempuan, disabilitas dan masyarakat adat. Selain itu ia menyampaikan juga tentang tugas, wewenang dan kewajiban bawaslu kedepan serta ibu rafih menyempatkan melakukan sosialisasi seleksi calon bawaslu Jawa Barat.

Sementara narasumber kedua Bapak Beny Wijayanto dari Pengurus Pusat Pemuda Katolik menyampaikan bahwa pemuda Katolik menyambut baik adanya rekrutmen penyelenggara pemilu dan mengajak seluruh elemen Ormas Katolik ikut terlibat berpartisipasi atau setidaknya mengetahui tentang seleksi penyelenggaraan pemilu. Harapannya proses seleksi kedepan benar-benar sesuai dengan undang-undang kepemiluan, sesuai dengan prosedural, dan menekankan Integritas dan berkualitas.

BACA YUK:  Ciptakan Pemilu Damai, Caleg Dapil 4 Kota Cirebon Anton Octavianto Gelar Gebyar Politik Bahagia

Pemaparan yang terakhir dari narasumber ke tiga bapak Dominique Nicky Farizal dari Penelitian CSIS Indonesia menyampaikan bahwa ada tiga hal substansial dalam atensi khusus terhadap pemilu 2024 nanti, yang pertama yakni pemilu sebagai siklus demokrasi dan sarana kekuasaan yang konstitusional, harus diselenggarakan secara profesional, Akuntabel, adil, dan transparan.

Kedua, kita membutuhkan calon anggota yang berkualitas negarawan untuk mengkawal pemilu yang berintegritas. Dalam arti lain, ia memiliki integritas, kapasitas, totalitas dan keunggulan yang mengarahkan pada kualitas seorang negarawan. Maka secara fundamental kita membutuhkan calon anggota yang memiliki kualitas negarawan untuk mengkawal pemilu yang berintegritas. Dan poin ke tiga melakukan dukungan pemilu tepat waktu dan secara berkala.

Selain mendengarkan pemaparan dari narasumber yang berkompeten, ada satu penanggap yang tidak kalah menarik dari Bapak Farhan Helmy selaku Presiden pergerakan Disabilitas dan lanjut usia (Dilans Indonesia) yang sedikit memberikan masukan bahwa kaum termarjirnalkan harus diperhatikan dan diberikan kesetaraan seperti disabilitas dan lansia.

Rangkaian diskusi ditutup oleh Bapak Edi Silaban selaku ketua Pemuda Katolik Jawa Barat untuk mewakili elemen yang terlibat dalam menyukseskan kegiatan ini, ia menyampaikan ada beberapa poin, bahwa:
1. Pertama, dalam konteks penyelenggaraan pemilu memiliki beberapa pedoman, salah satunya adalah keterbukaan, maka melalui forum ini menjadi wadah kita bersama untuk mendapatkan informasi terkait akses informasi dalam proses pemilihan figur pengawasan pemilu Jawa Barat
2. Kedua, setelah mendapatkan informasi yang benar dan tepat kita diajak untuk turut meningkatkan kesadaran individu dan organisasi kita bahwa demokrasi kedepan akan lebih baik dan menjadi baik jika kita semua sadar dalam berpartisipasi, termasuk dalam ruang-ruang mencari figur pengawas pemilu
3. Ketiga, setelah sadar kami mendorong untuk kita semua kembali ke kelompok kita masing-masing untuk membicarakan dan mendiskusikan adakah figur yang berintegritas tersebut untuk dapat kita dorong berpartisipasi melalui wadah pengawas pemilu yang tahapannya sedang berjalan.

BACA YUK:  36 Desa di 9 Kecamatan Kabupaten Cirebon Terendam Banjir

Secara tegas Pak Edi juga mengatakan ini komitmen bersama kami semua yang mendukung kegiatan ini sangat mendorong keterwakilan perempuan, kelompok masyarakat, disabilitas, dan pemuda, untuk berpartisipasi mendukung langkah-langkah strategis pembangunan pemilu yang berintegritas. (*)

 

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *