Usai Dinobatkan Sebagai Sultan, Ini Isi Pidato PRA Luqman Zulkaedin

Cirebon,- Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat meninggal dunia pada tanggal 22 Juli 2020 di Rumah Sakit Sentosa Bandung pada pukul 05.20 WIB.

Saat itu, tentunya kepergian beliau banyak yang merasa kehilangan sosok Sultan yang baik dan telah mengabdikan diri untuk memegang amanah leluhur sebagi Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan.

Tepat di 40 hari wafatnya Sultan Sepuh XIV atau pada tanggal 30 Agustus 2020, Putra Mahkota PRA Luqman Zulkaedin di nobatkan menjadi Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan Cirebon.

Jumenengan atau Pengukuhan Sultan Sepuh XV ditandai dengan penyerahan dan penyematan Kris Sunan Gunung Jati kepada penerus Sultan Sepuh XIV PRA Luqman Zulkaedin di Bangsal Prabayaksa yang disaksikan oleh Sultan dan Raja Se-Nusantara.

Usai dilakukan prosesi Jumenengan, PRA Luqman Zulkaedin dalam pidatonya mengenang ayahandanya, Almarhum PRA Arief Natadiningrat.

Menurut PRA Luqman, beliau tertempa sejak usia muda menjadi calon pemimpin, aktif di berbagai organisasi dari tingkat daerah sampai tingkat nasional. Beliau pernah menjabat sebagai anggota DPD-RI dan MPR-RI mewakili Jawa Barat pada tahun 2004-2009.

BACA YUK:  Tinjau Bendungan Ambit, Bupati Cirebon Pastikan Akan Ada Normalisasi

Dalam forum keraton nusantara, lanjutnya, atas ketokohan dan ketauladannya beliau didaulat sebagai Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) periode 2017-2022. Beliau aktif di berbagai kegiatan keagamaan, budaya, pariwisata, ekonomi kreatif dan lainnya yang berorientasi pada pembangunan masyarakat.

“Alhamdulillah ‘ala kulli haal. Dengan segala keterbatasan dan tantangan yang dihadapi, dalam upaya mengemban amanah membangun keraton, beliau menggulirkan 2 program utama yaitu revitalisasi Keraton dan opimalisasi aset-aset Keraton,” bebernya.

Kedua program tersebut bermuara pada pesan leluhur Kanjeng Sinuhun Sunan Gunung Jati : “Ingsun Titip Tajug lan Fakir Miskin”.

“Alhamdulillah, saat ini bangunan Keraton Kasepuhan dan lainnya menjadi lebih terawat, bangunan museum pusaka yang modern yang diapresiasi oleh banyak kalangan dan begitu banyak karya beliau lainnya selama mengemban amanah sebagai Sultan Sepuh, telah beliau lakukan.

“Kalaupun belum sempurna setidaknya menjadi tonggak dasar pembangunan bagi generasi setelahnya. Beliau menyadari bahwa Keraton Kasepuhan Cirebon dibangun sebagai pusat syiar Islam, oleh karenanya beliau menginisiasi pembangunan madrasah, pondok pesantren, dan lainnya,” kata PRA Luqman.

BACA YUK:  Legacy Music Center Ingin Anak-anak di Cirebon Berkembang di Dunia Musik

Pihaknya berharap, semoga semua yang telah beliau lakukan menjadi amal shaleh dan Allah SWT membalas dengan Jannah-Nya. Aamiin ya Robbal ‘alamin.
Semoga sepeninggal beliau kami dan kita semua dapat meneruskan amal baik untuk kemaslahatan ummat.

Almaghfurlah Gusti Sultan Sepuh XIV adalah manusia biasa yang tidak luput dari khilaf dan kesalahan. Oleh karenanya, dengan segenap kerendahan hati kami mohon keikhlasan Bapak/Ibu/Saudara untuk memaafkan segala khilaf dan kesalahan beliau.

Kita semua senantiasa mendoakan Alm. Gusti Sultan Sepuh XIV, semoga Allah SWT mengampuni segala dosanya, melimpahkan rahmat kepadanya, memaafkan segala kesalahannya, Almaghfurlah diterima segala amal ibadahnya, diterima iman-Islamnya serta diberikan tempat yang mulia di sisi-Nya.

Dalam pidatonya, PRA Luqman Zulkaedin menjelaskan bahwa Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan penerus dari Kasultanan Cirebon yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana dan Sunan Gunung Jati pada abad ke-15 sebagai pusat syiar Islam.

BACA YUK:  Bikin Nyaman, Rest Area di Pantura Cirebon Ini Sediakan Tenda Keluarga dan Cukur Gratis

Oleh karenanya seluruh adat istiadat dan tradisi yang berjalan di Keraton Kasepuhan berdasarkan kalender Islam.

“Alhamdulillah, hingga saat ini, adat istiadat dan tradisi serta silsilah Kasultanan Kasepuhan Cirebon masih tetap terjaga sampai saat ini, dari mulai Sunan Gunung Jati sampai Sultan Sepuh XIV dan saat ini diteruskan oleh kami sebagai Sultan Sepuh XV,” katanya.

Pada masa hidupnya, menurut PRA Luqman, Alm. Sultan Sepuh XIV telah menetapkan saya, PRA. Luqman Zulkaedin sebagai penerus Sultan sebagai tradisi turun temurun, yang dilaksanakan dari sejak era Sunan Gunung Jati ratusan tahun yang lalu, dimana pengganti Sultan adalah putra Sultan.

Alhamdulillah dari Lembaga Peneliti dan Pentashih Nasab, Asyraf Azmatkhan Ahlulbait Internasional, telah menerbitkan buku paspor nasab untuk kami, dan baru saja diserahkan secara resmi oleh Alhabib Prof. Dr.KH.R. Shohibul Faroji Azmatkhan. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *