Tradisi Grebeg Syawal di Gunung Jati Dipadati Pengunjung

Cirebon, 4 Agustus 2014, – Grebeg Syawal sebuah tradisi keagamaan bagi masyarakat muslim di Ciayumajakuning digelar Keraton Kanoman di Komplek Makam Sunan Gunung Jati, Desa Astana. Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon Senin (04/08/2014).
Grebeg syawal yang berlangsung di Kompleks Makam Sunan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, merupakan tradisi turun temurun dan sudah berjalan ratusan tahun silam.
Tradisi ini dilaksanakan setiap tanggal 8 syawal, atau setelah enam hari melaksanakan puasa sunah pada bulan syawal usai Hari Raya Idul Fitri.
Pangeran dan keluarga serta Kerabat Keraton yang datang sejak pagi hari, masuk melalui Lawang Gede menuju Makam Gunung Jati untuk tahlil dan berdoa.
Selanjutnya diteruskan ke makam keturunan Sunan Gunung Jati, termasuk sesepuh mereka.
Ribuan masyarakat berjubel untuk bersedekah berupa bunga dan uang receh, bahkan beberapa diantaranya mengusap dan menciumi Lawang Gede.
Mereka berziarah di depan Lawang Gede sambil berdo’a dan membaca ayat suci Al-Quran dan warga menyempatkan mengambil air dari tujuh sumur di lingkungan makam.
Mereka berebut untuk mendapat giliran membasuh muka dan membawa air untuk dibawa pulang serta pada umumnya mereka hanya sekedar berziarah.
Namun, tak sedikit bertujuan mencari berkah, oleh karena itu Keraton Kanoman berusaha meluruskan makna tradisi ini yang belakangan pudar, dan lebih pada ritual mistik.
“ Padahal, sejatinya prosesi Grebeg Syawal ini merupakan ziarah kubur yang melibatkan seluruh keluarga keratin , kepada sunan gunung jati, juga kepada para sesepuh dan orang tua kerabat keraton, yang sudah meninggal,” kata Mustaqim Asteja, Abdi Dalem Keraton Kanoman. (AC313)