Tidak Lagi Menjabat Anggota Dewan, Budi Gunawan Tekuni Tanaman Hidroponik

Cirebon,- Sejak tidak lagi menjabat sebagai anggota DPRD Kota Cirebon, Budi Gunawan memilih menanam hidroponik di rumahnya di Desa Jadimulya, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.

Dengan memanfaatkan lahan kosong di depan dan halaman belakang rumahnya, Budi memiliki 1.500 lubang untuk ditanami hidroponik.

Sebelum terjun untuk menanam Hidroponik pada akhir Maret, Budi mengaku terpikir dari postingan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Ignasius Jonan di media sosial Instagramnya.

Berawal dari iseng dan hanya untuk di konsumsi sendiri, menurut Budi, ternyata hasil panen pertama menanam hidroponik banyak yang minat dan hanya dibagi-bagi.

“Awalnya iseng aja, panen pertama buat sendiri dan ngga dijual. Karena banyak yang minat dan ada peluang besar, panen kedua coba saya jual,” ujar Budi saat ditemui About Cirebon di rumahnya, Sabtu (3/10/2020).

BACA YUK:  Bertemu Pengurus SMSI Kota Cirebon , Pj Walikota Cirebon Dorong Perangkat Daerah Tingkatkan Kerja Sama dengan Media Online

Budi menjelaskan, tanaman hidroponik yang ditanam merupakan jenis sawi-sawian mulai dari sawi putih, sawi pagoda, kale dan juga kailan. Dari hasil menanam tersebut, dirinya mengaku mendapat keuntungan jutaan rupiah.

“Waktu panen kedua dan ketiga keuntungannya lumayan dari 1.500 lubang yang ditanam. Tapi, dari 1.500 lubang yang dipanen sekitar 80 persen, sisanya bisa saja gagal,” ungkapnya.

Menurut Budi, untuk membuat instalasi tanaman hidroponik ini modal awal mengeluarkan dana sebesar kurang lebih 50 jutaan. Namun, jika panen secara teratur, bisa balik modal dalam waktu 5 sampai 6 kali panen.

Karena, untuk menanam hidroponik membutuhkan waktu 1,5 bulan mulai dari semai bibit hingga masa panen. Sehingga, butuh perawatan yang ekstra dan nutrisi yang cukup untuk mendapatkan hasil yang baik.

BACA YUK:  Hari ini, Dua TPS di Kecamatan Kejaksan Gelar Pemungutan Suara Ulang

“Hitungannya gampang, kalau 1 lubang bisa dijual dengan harga Rp. 10 ribu dan saya punya 1.500 lubang, artinya sekali panen dapat Rp. 15 juta. Dikurangi biaya produksinya dari mulai tanam sampai panen kisaran Rp. 4 juta sampai Rp. 5 juta. Sehingga dapat keuntungan bersih maksimal Rp. 10 juta dalam sekali panen,” bebernya.

“Kalau dihitung panen sebanyak 5 sampai 6 kali, kita bisa balik modal. Cuma itu kalau bisa panen 100 persen. Dari 100 persen, paling bisa panen 70 sampai 80 persennya,” tambahnya.

Budi mengaku, yang paling sulit di Cirebon adalah mencari marketnya, karena hidroponik belum familiar dan masih banyak orang yang belum kenal. Kemudian, budaya orang Indonesia yang makan sehat masih sedikit dan sosialisasi edukasi tentang hidroponik masih minim, terutama di Cirebon.

BACA YUK:  Hadir dengan Fasilitas Lengkap, BPC HIPMI Kota Cirebon dan Dishub Jabar Buka Posko Mudik

“Edukasi dan sosialisasi tentang hidroponik, terutama di Cirebon masih sedikit banget,” paparnya.

Sehingga, untuk memasarkan hasil panen tanaman hidroponik miliknya, Budi masih memanfaatkan aplikasi pesan singkat WhatsApp Messenger yang dimiliki anak-anaknya dan juga keluarga.

“Keluarga semua ikut bergerak untuk memasarkan hasil panen hidroponik. Kebanyakan yang membeli hasil panen orang medis yah, mereka sudah tau manfaat dari tanaman hidroponik itu sendiri,” jelasnya.

Setelah tidak menjabat sebagai anggota DPRD Kota Cirebon dan menggeluti hidroponik, Budi mengaku bisa kumpul dan lebih dekat dengan keluarga dirumah.

“Kita juga bisa mengajarkan kepada anak-anak cara bagaimana berusaha,” pungkasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *