Stabilkan Harga Beras, Pemda Kota Cirebon dan Bulog Pantau Program SPHP di Pasar

Cirebon,- Untuk menstabilkan harga dan mengendalikan inflasi, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon bersama Bulog Cabang Cirebon melakukan monitoring harga beras di beberapa pasar di Kota Cirebon. Pasar yang dilakukan pemantauan harga beras yakni Pasar Kanoman dan Pasar Jagasatru.

Selain melakukan monitoring, pihaknya juga sekaligus meninjau beras yang didistribusikan oleh Bulog Cabang Cirebon. Di mana ini dalam rangka program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Kota Cirebon.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPPP Kota Cirebon, Hj. Elmi Masruroh mengatakan DKPPP merupakan kepanjangan tangan dari Badan Pangan Nasional, sehingga memiliki tugas untuk memantau pelaksanaan distribusi beras oleh Bulog.

BACA YUK:  Tingkatkan Kesejahteraan, Pemda Kota Cirebon Gulirkan 8 Program Prioritas Unggulan di Tahun 2024

“Bulog mendapatkan penugasan dari Badan Pangan Nasional melalui Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Nasional untuk menggelontorkan beras ke pasar dalam rangka menjaga stabilitas harga beras,” ujarnya, Rabu (25/1/2023).

Pemda Kota Cirebon, kata Elmi, tidak hanya monitoring, tetapi juga mendata dan mengevaluasi pelaksanaan di lapangan. Misalnya terkait kuantitas beras yang didistribusikan hingga sampai ke titik yang tepat.

“Kemudian kita juga memantau terkait perkembangan harga beras yang terus meninggi. Misalnya harga beras medium yang kini di atas Rp 10 ribu per kilogram. Sedangkan, beras premium mencapai Rp 12 ribu per kilogram. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) adalah Rp 9.450 per kilogram untuk beras medium,” jelasnya.

BACA YUK:  Kota Cirebon Kirim 4 Perwakilan Ikuti Kontes Juara Anak Sholeh Tingkat Provinsi Jabar

Perihal kenaikan harga beras, Elmi menyebutkan, disebabkan panen raya terakhir terjadi pada bulan empat tahun lalu. Sehingga permintaan yang terus meninggi, sedangkan stok dan suplai berkurang akan menimbulkan kenaikan harga.

“Sudah mulai langka sekarang, karena belum ada lagi panen raya. Stok juga berkurang di pasaran, kalau suplai berkurang maka yang terjadi harga akan terus naik. Makanya Bulog ambil peran dalam hal ini melalui SPHP,” katanya.

Sementara itu, Wakil Pimpinan Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Rizki Abdullah mengakui, selain penugasan dari Badan Pangan Nasional, program SPHP juga merupakan upaya agar harga beras tidak terlalu berpengaruh terhadap inflasi daerah.

BACA YUK:  Hasil Musrenbang Kecamatan Harjamukti, DPRD Kota Cirebon Dukung 716 Program Kegiatan

“Kita ingin menjaga agar beras tidak masuk inflasi daerah. Kita lakukan distribusi ke beberapa retail di dua pasar, yakni di Pasar Jagasatru sebanyak 1,5 ton dan di Pasar Kanoman 1 ton,” terangnya.

Mengenai harga beras medium yang didistribusikan, kata Rizki, dari Bulog dihargai Rp 8.300 per kilogram. Tetapi, di pasaran boleh menjual di atas itu asalkan tidak melebihi HET yang sudah ditetapkan.

“Mudah-mudahan sudah sesuai permintaan pasar. Namun, apabila kurang kita bisa kirimkan lagi agar stabilitas harga beras bisa terjaga untuk masyarakat,” pungkasnya. (HSY)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *