Setahun Terakhir, BPS Kota Cirebon Mencatat Tingkat Pengangguran sebesar 10,97 Persen

Cirebon,- Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Ketenagakerjaan Kota Cirebon pada Agustus 2020 sebesar 10,97 persen.

Kepala BPS Kota Cirebon, Joni Kasmuri memaparkan jumlah angkatan kerja pada Agustus 2020 sebanyak 156.500 orang, naik 5.121 orang dibanding dengan Agustus 2019 lalu.

Sejalan dengan itu, lanjut Joni, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat 1,05 persen poin dari 62,71 persen di Agustus 2019 menjadi 63,76 di Agustus 2020.

“Dalam setahun terakhir, pengangguran meningkat sebanyak 3.385 orang, sejalan dengan TPT yang naik dari 9,04 di Agustus 2019 menjadi 10,97 persen pada Agustus 2020,” ujar Joni, Senin (23/11/2020).

BACA YUK:  ASN Pemdaprov Jawa Barat Diingatkan agar Tetap Netral

Dilihat dari tingkat pendidikan, Joni menjelaskan, TPT untuk yang pendidikannya kurang dari Sekolah Dasar (SD) mendominasi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 15,71 persen.

“Penduduk yang bekerja sebanyak 139.334 orang, atau bertambah 736 orang dibandingkan kondisi Agustus 2019,” ungkapnya.

Joni memaparkan, ada sebanyak 41.572 orang yang terdampak Covid-19 atau 16,94 persen. Jumlah ini terdiri dari pengangguran karena Covid-19 sebesar 3.601 orang, Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 sebesar 1.635 orang.

Sementara, tidak bekerja karena Covid-19 sebesar 1.871 orang dan penduduk bekerja yang mengalami pengangguran jam kerja karena Covid-19 sebesar 34.465 orang.

BACA YUK:  CSB Mall Ajak 100 Anak Yatim Bermain, Berbelanja, dan Buka Puasa Bersama

Penyerapan tenaga kerja hingga tahun 2020, kata Joni, masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan SD ke bawah, yakni sebanyak 35.317 orang (25,35 persen), Pendidikan SMA Umum sebanyak 33.947 orang (24,36 persen), SMA Kejuruan sebanyak 23.974 orang (17,21 persen).

Untuk penduduk yang memiliki tingkat Pendidikan tertinggi universitas (DIV/ S1, S2, dan S3) ada sebanyak 19.714 orang (14,15 persen) dan diploma I, II, dan III ada sebanyak 6.864 orang (4,93 persen).

“Sedangkan penduduk yang memiliki tingkat Pendidikan tertinggi SMP ada sebanyak 19.518 orang (14,01 persen),” jelasnya.

Sampai dengan rilis Sakernas Agustus 2019, Joni menambahkan bahwa, penghitungan indikator masih menggunakan penimbang dari peoyeksi hasil Sensus Penduduk 2010 (SP210). Penimbang adalah faktor pengali sampel suatu survey untuk menghasilkan estimasi populasi penduduk.

BACA YUK:  Oknum Guru di Kota Cirebon Setubuhi Muridnya Sendiri di Indekos

Pada tahun 2015, Badan Pusat Statistik melaksanakan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS 2015). Hasil SUPAS 2015 digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk sampai dengan tahun 2045 dan mengoreksi proyeksi hasil SP2010.

Dengan adanya koreksi tersebut, maka mulai Sakernas Agustus 2020 dan selanjutnya, penghitungan indikator akan menggunakan estimasi dengan penimbang dari proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015.

“Untuk menjaga keterbandingan, penyajian data series akan menggunakan estimasi dengan penimbang dari proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015,” tandasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *