Serap Keluhan Nelayan, Menteri KKP Kunjungi PPN Kejawanan Cirebon

Cirebon,- Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Wahyu Sakti Trenggono mengunjungi nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Minggu (14/3/2021) pagi. Kedatangan Trenggono ke Cirebon dalam rangka “Sapa Nelayan”.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri mendengar keluhan para nelayan dan juga membagikan sembako untuk nelayan Kabupaten dan Kota Cirebon. Sebelum menyapa nelayan di Kejawanan, Trenggono bersama rombongan mengunjungi pabrik jaring terbesar di Kota Cirebon.

Kepala KKP Kejawanan Cirebon, Bagus Oktori Sutrisno mengatakan kedatangan Menteri KKP di PPN Kejawanan dalam rangka menyapa nelayan dan sekaligus menyerap keluhan para nelayan.

BACA YUK:  Info Loker! Lowongan Kerja Terbaru untuk Host Live Streaming di bulan April 2024

“Kedatangan kesini dalam rangka sapa nelayan, sekaligus menyerap tantangan dan kendala para nelayan di lapangan. Sehingga, nanti dicarikan solusinya oleh beliau,” ujar Bagus kepada About Cirebon.

Dari hasil sapa nelayan, lanjut Bagus, Menteri KKP mendapat keluhan terkait dengan alat tangkap. Sehingga, penggunaan alat tangkap seperti Garot bisa diminimalisir.

“Keluhan yang masuk ke Pak Menteri nanti dibahas oleh tim dan akan dicarikan solusi yang tepat. Sehingga, keluhan seperti penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan bisa diganti dengan alat tangkap ramah lingkungan,” ungkapnya.

BACA YUK:  Stabilkan Harga Beras, Pemda Kota Cirebon akan Segera Gelar Operasi Pasar Murah

Bersamaan dengan sapa nelayan, kata Bagus, Menteri KKP membagikan seribu paket sembako untuk para nelayan di Kabupaten dan Kota Cirebon.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Agus Mulyadi mengatakan kunjungan Menteri KKP ke Cirebon untuk melihat langsung pabrik jaring terbesar di Kota Cirebon yakni PT Arida dan berdialog dengan para nelayan.

“Tadi dialog, nelayan menyampaikan kepada Pak Menteri terkait penangkapan ikan, baik teknis, sarana prasarana. Sehingga ada beberapa catat yang harus ditindak lanjuti,” ujar Agus.

BACA YUK:  Arus Balik Lebaran 2024, Penumpang KA di Wilayah Daop 3 Cirebon Masih Tinggi

Menurut Agus, catatan yang didapat oleh para nelayan terkait dengan bantuan alat tangkap. Karena, menurut Agus, ada sebagian nelayan yang masih menggunakan Garok.

“Alat tangkap ini (Garok) memang sudah tidak boleh. Sehingga para nelayan butuh bantuan alat tangkap yang ramah lingkungan. Lalu tadi disinggung terkait asuransi nelayan,” bebernya.

“Termasuk tadi dibahas terkait potensi wisata bahari di Kejawanan. Nah ini, minta pak Menteri diteliti dan kalau menjadi bagian potensi (wisata) bisa dikembangkan, termasuk hutan mangrove,” tandasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *