Selama PPKM Darurat, Orderan Makanan Membludak Namun Terkendala Pengiriman
Cirebon,- Driver ojek online (Ojol) di Kota Cirebon mengeluhkan penutupan jalan selama Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Mereka mengaku harus memutar lebih jauh untuk mengantar makanan maupun orang.
Dengan adanya penutupan di beberapa ruas jalan, pengeluaran bahan bakar pun menjadi meningkat. Sehingga, pihaknya berharap diberikan prioritas untuk drivel ojek online.
Widyo saat ditemui About Cirebon di Jalan Ampera Kota Cirebon mengaku selama PPKM Darurat orderan makanan membludak. Namun, dengan adanya penutupan jalan ini menghambat pengiriman.
“Orderan sih membludak mas, tapi yang ada driver jadi malas. Jalan disekat, kerasa cape cari jalan memutarnya,” ujar Widyo kepada About Cirebon, Rabu (14/7/2021).
Menurut Widyo, dengan adanya penyekatan jalan, yang jelas menghambat pendistribusian. Karena, kata Widyo, ojek online merupakan garda terdepan untuk pengiriman.
”Padahal kan kita garda terdepan untuk pendistribusian. Kalo bagi ojol ya jelas menghambat dan pengeluaran bahan bakar juga meningkat,” ungkapnya.
Selain itu, tambah Widyo, selama PPKM Darurat juga banyak drive ojol yang off. Sehingga, jumlah driver berkurang namun permintaan bertambah.
“Akhirnya orderan membludak. Dan kita juga milih-milih untuk mengambil orderan, karena banyaknya penyekatan. Contohnya seperti arah Gunung Jati tidak diambil, karena ada penyekatan,” katanya.
“Sehingga, kita ambil orderan yang ada di dalam kota aja. Kalo luar Kota Cirebon repot, jadi resiko banyak pelanggan yang tidak tertangani,” tambahnya.
Widyo berharap, untuk driver Ojol bisa mendapat prioritas selama PPKM darurat dan meminta untuk tidak memperpanjang PPKM Darurat.
Hal yang sama juga disampaikan Boby, selama PPKM Darurat dirinya harus memilih mengambil orderan dan menambah pengeluaran untuk bahan bakar.
“Kalau orderan sih banyak, tapi kita harus pilih-pilih mengambil orderan. Karena kalau kita ambil yang luar Kota Cirebon, balik lagi kena penyekatan,” ujarnya.
Untuk bahan bakar, kata Boby, biasanya dalam sehari mengeluarkan uang Rp. 15 ribu. Tapi, selama PPKM darurat ini sehari bisa Rp. 20 ribu sampai Rp. 25 ribu.
“Untuk bensin biasanya Rp. 15 ribu sehari, tapi karena jalannya harus muter-muter pengeluaran untuk bensin jadi nambah. Selama PPKM ini bisa Rp. 20 ribu, bahkan sampai Rp. 25 ribu untuk bensin,” pungkasnya.
Boby berharap PPKM darurat ini, jangan diperpanjang dan teman-teman driver ojek online bisa mendapat prioritas saat penyekatan. (AC212)