Saat ini Kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal Pada Anak di RSD Gunung Jati Tidak Ada

Cirebon,- Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Kota Cirebon sangat konsen terhadap kasus gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak misterius yang terjadi belakangan ini. Bahkan, RSD Gunung Jati Cirebon sudah mempersiapkan penanganan bila ditemukan kasus gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak.

Direktur RSD Gunung Jati, dr. Katibi mengatakan RSD Gunung Jati sangat konsen yang berkaitan terhadap terjadinya gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak maupun orang pada umumnya.

Berkaitan dengan kasus gagal ginjal akut, lanjut Katibi, di RSD Gunung Jati Kota Cirebon pada tahun 2021 menangani pasien rawat jalan mencapai 224 pasien. Sedangkan untuk pasien rawat inap dengan kasus gagal ginjal akut sebanyak 97 pasien dengan angka kematian relatif cukup banyak yakni 15 orang.

BACA YUK:  RSD Gunung Jati Tindak Lanjuti Arahan Pj Wali Kota Cirebon Usai Sidak

“Pada tahun 2022, tercatat sampai akhir bulan September pasien rawat jalan pada kasus gagal ginjal akut sebanyak 224 pasien. Yang dirawat inap, sampai akhir September sebanyak 143 pasien dan yang meninggal 9 pasien,” ujar Katibi saat ditemui di RSD Gunung Jati, Jumat (21/10/2022).

Sementara itu, dr. Wizhar Syamsuri, SpPD, KGH, dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Ginjal Hipertensi RSD Gunung Jati menjelaskan dalam bagian ginjal itu ada dua macam penyakit ginjal. Ada penyakit ginjal kronik dan penyakit ginjal akut.

“Kalau penyakit ginjal kronik itu, pasiennya punya faktor resiko dan penyebab gangguan ginjal, lalu secara bertahap timbul gangguan ginjal mulai dari stadium 1 sampai stadium 5 atau akhir. Pasien seperti ini namanya ginjal kronik, bila sudah stadium akhir harus cuci darah sumur hidup, atau cangkok ginjal,” jelasnya.

BACA YUK:  Pengendalian Inflasi, Pj Gubernur Jabar Tinjau Gerakan Pasar Murah di Majalengka

“Tapi kalau gangguan ginjal akut, pasien sebelumnya normal-normal saja ginjalnya. Tapi karena ada penyebab tertentu, maka timbul gangguan ginjal akut. Yang terjadi saat ini adalah kelainan pada ginjalnya, akibat dari diduga karena obat. Karena ada campuran obat pada sirup yang kemungkinan menjadi penyebab, walaupun belum pasti yah,” sambungnya.

Kasus  gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak, kata dr. Wizhar, kasus seperti itu tidak ada di RSD Gunung Jati. Kalaupun ada, RSD Gunung Jati sudah siap, apalagi Kemenkes telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Managemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak.

BACA YUK:  Komisi II DPRD Kota Cirebon Ingatkan Janji Perumda Tirta Giri Nata Soal Kebutuhan Air Bersih Warga

“Untuk deteksinya juga tidak susah, namun untuk masyarakat awam deteksinya cukup dengan melihat dari air seni saja. Jadi kalau ada anak usai anak 0-18 bulan lihat saja air seninya, kalau air seninya berkurang maka saja kita menduga. Kalau air seni dibawa 0,5 cc pekilogram perjam produksi kencing anak kita, perlu dicurigai,” katanya.

Kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak, dr. Wizhar menekankan di RSD Gunung Jati tidak ada. Akan tetapi, untuk gangguan ginjal akut ada beberapa kasus, namun menurutnya disebabkan karena operasi besar. (HSY)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *