Ratusan Santri dari Wilayah III Cirebon Menolak Jelang Jumenengan Sultan Kasepuhan XV

Cirebon,- Jelang Jumenengan atau Pengukuhan Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan Cirebon, Ratusan Santri dari Forum Silaturahmi Dzuriyah Sunan Gunung Jati mendatangi Keraton Kasepuhan Cirebon, Minggu (30/8/2020).

Kedatangan ratusan santri dari berbagai pesantren di wilayah III Cirebon tersebut melakukan aksi pelurusan sejarah dan akan melakukan pengajian, tahlilan, serta sholawat.

Ide Bagus Arief Setiawan, selaku Juru Bicara Forum Silaturahmi Dzuriyah Sunan Gunung Jati menyampaikan bahwa aksi pelurusan sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon didasari niat untuk membenarkan yang hak dan melawan yang batil.

BACA YUK:  Tradisi Grebeg Syawal Keraton Kasepuhan Cirebon Diwarnai Insiden Penolakan

“Sejarah harus diluruskan, agar kita semua dapat menjaga peninggalan dan warisan dari Kanjeng Sinuhun Sunan Gunung Jati untuk merawat Tatan daripada adat kota Cirebon,” ujarnya saat ditemui di Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Menurut Ibas, sapaan Ide Bagus Arief Setiawan, kita semua tahu bahwa sudah banyak sekali sejarahwan yang didukung oleh sumber-sumber tertulis dan lainnya sebagainya yang terverifikasi, ada yang namanya sejarah Cirebon Peteng.

Sejarah Cirebon Peteng, kata Ibas, adalah sebuah kudeta politik yang kemudian diteruskan dari generasi ke generasi, yang kurang lebih selama sembilan Sultan.

BACA YUK:  Kapolres Cirebon Kota Gelar Tarhim di Masjid Adz Dzikra

“Kali ini kita rasa sudah saatnya, sejarah itu kita luruskan, sejarah itu kita benarkan. Yang berhak atas Keraton Kasepuhan adalah mereka yang merupakan trah sekaligus Dzuriyah dari Sinuhun Kanjeng Sunan Gunung Jati,” terangnya.

Sejauh ini, kata Ibas, para Kyai, para Dzuriyah mengharap dan meminta acara tahlilan mengenang 40 hari wafatnya saudara Arief di dalam Keraton Kasepuhan Cirebon tidak dinodai dengan acara penobatan.

“Jadi, tahlil kirim doa saja. Jangan dicampur atau ditunggangi dengan agenda penobatan,” tegasnya.

BACA YUK:  Sultan Kacirebonan dan Presiden IKBC Hadiri Peringatan Hari Nasional Kuwait ke-63

Penobatan itu, tambah Ibas, tentu harus mendapatkan restu dari musyawarah para alim ulama, para Dzuriyah.

“Karena, yang kita tahu bahwa, sejauh ini banyak sekali Dzuriyah, para Kyai, para ulama yang menolak penobatan saudara Luqman Zulkaedin,” tandasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *