Prosesi Panjang Jimat Di Keraton – Keraton Cirebon Sukses Dan Lancar 

Cirebon, 03 Januari 2015,- Malam Puncak Pelal Panjang Jimat yang berlangsung pada sabtu hingga mingu dini hari (03/04-01-2015) di beberapa Keraton yang ada di Cirebon berlangsung dengan lancer dan Khidmat baik di Keraton Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan dengan ke khasan masing – masing keraton. Untuk Malam Pelal Panjang Jimat pada bulan maulud atau yang lebih dikenal dengan maulid Nabi Muhammad SAW yang dilangsungkan di Keraton Kasepuhan dihadiri oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya dan sejumlah pejabat lain. Kepada Sejumlah wartawan usai pelepasan Prosesi Panjang Jimat, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku kagum akan tradisi Panjantg Jimat yang dilangsungkan secara rutin di beberapa keraton di wilayah Cirebon. 

 

Hal tersebut tandas Arief merupakan sarana untuk mengenal lebih jauh akan sejarah adat tradisi dan kebudayaan Indonesia dan tentunya untuk melestarikannya hingga dimasa mendatang. Tentunya makna filosofi yang terkandung dalam Prosesi Panjang Jimat ini harus bisa dipahami benar oleh masyarakat dan jangan disalah artikan. Selain itu juga Prosesi Panjang Jimat ini tandas Arief merupakan sebuah budaya yang berbasis agama atau religi yang mempunyai nilai sosial dan cultural yang tentunya juga berkaitan dengan aspek ekonomi kreatif untuk bidang tersebut dan Cirebon dengan kesenian dan kebudayaannya sangat besar sekalo potensinya untuk dikembangkan lebih baik lagi 

 

Upcara Panjang jimat itu sendiri tandas Sultan Sepuh ke 14 Keraton Kasepuhan Cirebon Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat merupakan upacara adat tradisi budaya atau media dakwah peninggalan zaman dahulu sejak sultah sepuh yang pertama kali. Filosofinya tutur arief bahwa Panjang Jimat merupakan sebuah pawai alegoris yang menceritakan tahapan kelahiran Nabi Muhammad SAW ke dunia dan diharapkan seluruh masyarakat yang hadir bisa mengambil hikmah dan tentunya menjadi suri tauladan 

 

Gelaran prosesi Panjang Jimat yang ada di Keraton Kasepuhan Kota Cirebon bukan hanya menarik wisatawan domestik atau nasional baik masyarakat dari wilayah Ciayumajakuning, luar daerah bahkan dari Luar negeri tepatnya Amerika Serikat dimana Mr Eep yang merupakan guru mata pelajaran Bahasa Inggris di sebuah Tempat Kursus di Bandung rela datang ke Cirebon hanya untuk menyaksikan Prosesi Panjang Jimat dan untuk melihat musik gamelan khas Cirebon.

 

Prosesi Panjang jimat pun di Keraton Kasepuhan Lancar mulai dari dibawanya seluruh peralatan, benda – benda sejarah dan makanan sesaji mulai dari Bangsal Panembahan hingga Langgar Agung yang kemudian digelar pembacaan kitab Barjanji dan sholawatan hingga selesai.

 

Sementara itu di keraton kanoman, prosesi panjang jimat dipimpin Gusti Sultan Raja Mohammad Emirudin. Ribuan warga sejak sore hari, sudah menyemut di sekitar alun-alun dan bagian dalam keraton. Ritual diawali pihak Abdi Dalem Kesultanan melakukan pemeriksaan, mulai dari Kaputren hingga Jinem. Pepakem yang masih dipegang teguh adalah ketika Pangeran Patih Mohammad Qodiran, mengenakan jubah emas sampai selesai acara Panjang Jimat, tidak diperkenankan berbicara sepatah kata pun. Namun di dalam hatinya, harus terus menerus bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

 

Arak-arakan panjang jimat ini dimulai dari langgar keraton melewati blandongan, halaman depan pendopo Jinem. Dimana Pangeran Patih sudah menempati kursi yang disediakan. Sedangkan sultan Kanoman ke XII Sultan Raja Mohammad Emirudin, hanya melepas keberangkatan arak-arakan ini didampingi tamu undangan. Urutan arak-arakan ini diawali bentangan bendera Macan Ali, yang merupakan bendera kebesaran kerajaan Islam Cirebon, diikuti prajurit bandrang keraton yang membawa tombak, sebagai pengawal famili. DisusulAabdi Dalem yang membawa piring-piring panjang dan wadah buah-buahan, serta beragam pusaka. Arak-arakan melewati pintu gapura Siblawong yang tinggi besar dan pintunya hanya dibuka setahun sekali, pada acara panjang jimat. Arak-arakan berakhir di masjid Agung Keraton Kanoman, untuk melakukan acara zikir, sholawatan dan berdoa bersama. Selama doa, ribuan warga menunggu didepan masjid. 

 

Selesai acara ini, nasi kuning yang menjadi pelengkap dan simbol keagungan akan dipindahkan oleh para famili dari wadahnya masing-masing, ke piring-piring panjang. Nasi kuning, lauk pauk dan buah-buahan dibagikan untuk keluarga sultan, sesepuh, famili, magersari, Abdi Dalem dan sebagian masyarakat. Menurut Juru Bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina, prosesi Panjang Jimat merupakan pesan simbolik, yang diciptakan oleh dewan Wali Songo, sebagai sarana syiar Islam. Panjang Jimat mengandung makna manusia diajak untuk mencari dan melewati pintu keselamatan, disimbolkan oleh pintu besar Siblawong yang dalam dunia pewayangan dikenal sebagai salah satu pintu keselamatan.

 

Di Keraton Kacirebonan gelar tradisi upacara Panjang Jimat dimulai jam 21.00 Wib, pirinng panhang diarak dari Keraton Kecirebonan menuju Langgar Alit Keraton Kecirebonan, di bawa oleh para Kaum, Sentana, Kemantren, Karabat Keraton dan Wargi. Sultan Kecirebonan PRA. Abdul Gani Natadiningrat menjelaskan, dari tujuh piring tersebut melambangkan jumlah hari yang tujuh dan menggambarkan syahadat tauhid, sahadat rosul, habblumminallah, hablumninanas, Imam, Islam. (AC-112)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *