PRA Luqman Zulkaedin Resmi Menjadi Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan

Cirebon,- Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin resmi menjadi Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan, menggantikan Sultan Sepuh XIV Almarhum PRA Arief Natadiningrat.

Jumenengan atau pengukuhan Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan Cirebon ditandai dengan penyerahan dan penyematan Keris Sunan Gunung Jati oleh PR Goemelar Soeridiningrat.

Tak hanya penyerahan keris, Jumenengan juga ditandai dengan penyematan pin oleh Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) kepada PRA Luqman Zulkaedin.

Pangeran Chaidir Susilaningrat, selaku Wargi Keraton Kasepuhan Cirebon mengatakan Alhamdulillah kita telah sama-sama mengikuti dan menyaksikan Jumenengan Sultan Sepuh XV dan juga Tahlilan dan doa untuk Almarhum Sultan Sepuh XIV.

BACA YUK:  Bupati Cirebon Buka Festival Ponpes Al Hikmah

“Alhamdulillah acaranya dapat berjalan dengan lancar. Dihadiri juga pimpinan daearah, raja dan sultan, tokoh masyarakat sesepuh wargi dan masyarakat. Kami bersyukur acara ini bisa berjalan lancar,” ujar usai prosesi Jumenengan.

Setelah adanya Jumenengan, kata Chaidir, Gusti Sultan Sepuh XV ini akan melaksanakan tugas, melanjutkan tanggung jawab dari ayahnya. Karena tugas utama Keraton adalah pelestarian adat dan tradisi di Cirebon.

Sementara itu, mengenai insiden penolakan, menurut Chaidir, sama-sama kita ketahui ada kelompok wargi yang berbeda pendapat mengenai jumenengan ini. Kami telah sampailan hak bagi mereka untuk menyampaikan pendapat.

BACA YUK:  Ingat Masa Sulit, Grage Group Rutin Gelar Syudulimar

“Kami di Keraton Kasepuhan semata mata melaksanakan adat tradisi yang telah dilaksanakan turun temurun sejak Sultan sebelumnya,” ungkap Chaidir.

Walaupun ada ancaman terkait tidak mengakui Sultan Sepuh XV, kata Chaidir, itu sah-sah saja. Mau mengakui atau tidak, itu hak sebagai warga negara yang dilindung oleh undang-undang. Selama itu disampaikan dengan cara-cara yang baik, itu bisa diterima.

“Tidak melanggar hukum atau tidak dengan cara melawan hukum. Tapi kalau sikap itu berkembang menjadi perbuatan hukum, tentu ada konsekuensinya,” terangnya.

Namun, kata Chaidir, dengan adanya insiden penolakan tersebut, sejauh ini pihaknya tidak menganggap sebagai gangguan.

BACA YUK:  Gedung Bundar Akan Jadi Zona Kreatif Warga Kota Cirebon, Ini Fasilitasnya

“Kami hanya memohon utuk sama-sama menjaga adat dan tradisi. Semua keraton memiliki kewajiban yang sama yaitu menjaga adat dan tradisi,” tegasnya.

Sementara itu, Ratu Alexandra Wuryaningrat, selaku Keluarga Sultan Sepuh XV menambahkan bahwa pihaknya meminta doa dan dukungannya, agar Sultan Sepuh XV bisa lebih bijaksana menghadapi hal-hal yang selama ini terjadi.

“Kami mohon dukungan dan doanya. Terkait penolakan itu tidak ada dampaknya, biasa saja hanya kami koordinasi agar semua menjadi baik. Tidak ada membalas ancaman lagi, kami hanya ingin semua menjadi baik,” singkatnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *