Pantang Menyerah Eks PMI Asal Cirebon Sukses Membuka Usaha Busana Muslim, ini Kisahnya

Cirebon,- Didi Kusnadi merupakan pria asal Desa Kebonturi, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon. Purna Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Korea Selatan sukses mengembangkan bisnis fashion muslim anak.

Dengan nama Brand Mawar Fashion, Kang Didi yang biasa dipangil sehari-hari berhasil menjual fashion muslim anak dengan system marketing online di social media dan marketplace.

Ternyata Kang Didi dan istrinya, Rustini merupakan Purna Migran Indonesia yang mampu melewati tantangan untuk bisa berwira usaha di Indonesia dan tidak kembali menjadi PMI. Bisa dikatakan mereka adalah couple-preneur yang sukses.

Kang Didi bersama istri tercinta menjadi couplepreneur

Sebelum membuka bisnis Mawar Fashion, Kang Didi melakukan riset dengan analisis terhadap sumber daya yang dimiliki, baik secara kemampuan pribadi maupun external. Tools yang ia gunakan ialah SWOT analisis yaitu ketersediaan, kemudahan akses suplier produk yang berlimpah di daerah tempat tinggalnya.

Bisa menjadi sukses di bidang busana muslim anak sampai sekarang ini, kata Didi, tidaklah mudah. Sebelum mengembangkan usaha yang sekarang, dirinya pernah gagal menjalani LPK Bahasa Korea selain itu Kang Didi pernah berwirausaha mendirikan usaha depot air mineral, namun penghasilannya belum bisa mecukupi kebutuhan keluarganya, sempat membuat depresi.

Bahkan, saat sedang jatuh-jatuhnya, Kang Didi pernah tertipu dan membuat dirinya berhenti berwirausaha. Namun, karena dukungan istri, dirinya kembali melanjutkan ide-ide kreatif tentang usaha.

“Istri sudah mulai berjualan di Facebook sejak tahun 2014, suatu keisengan yang menjadi solusi. Berawal dari sisa uang Rp. 2 juta pada waktu itu, lah kok jadi Rp. 8 juta saat saya tanya tabungan ada berapa ke istri? Ini menguntungkan, pada saat itu pula kami putuskan untuk fokus berjualan online. Kesempatan pun datang mas, ada marketplace baru saat itu, bernama Shopee di tahun 2016 yah, saya tertarik untuk mempelajarinya akhirnya hingga kini alhamdulilah bisa tembus ratusan juta perbulannya,” ujar Didi saat dihubungi About Cirebon.

Mawar Fashion memiliki tim yang solid

Saat itu, lanjut Kang Didi, permintaan produk sangatlah besar tapi modal minim. Mereka berdua pun dibantu keluarga dengan dipinjami modal 20 juta oleh orang tua. Menurutnya, bisnis harus ada hitung-hitungannya jangan sampai keasikan dengan untung tapi lupa mengembalikan pemberian orang tua maka Kang Didi catat hutang sebagai modal pengembangan usaha meskipun bersumber dari orang tua sendiri.

BACA YUK:  Selama Operasi Keselamatan Lodaya 2024, Polres Cirebon Kota Tindak 1345 Pelanggar Lalu Lintas

“Dari SWOT analisis yang kami lalukan, kekuatan kami tuh ada di sumber daya produk dan online marketing mas. Rumah kami dekat Pasar Sandang Tegal Gubug lho! Lalu pengalaman saya di Korea saya udah pegang android sejak tahun 2010 udah mainan sosmed sejak tahun 2006, kebetulannya lagi di Korea Selatan itu tempat tinggal saya di gunung mas jauh dari mana-mana,” jelas Kang Didi.

Hal itu memaksa saya melalkukan transaksi pembelian melalui marketplace G- Market. Dari hal tersebut saya merasa udah bisa dan biasa, gitu mas!” lanjutnya kepada tim Redaksi About Cirebon.

Berawal dari pembelian grosir di pedagang pasar hingga suatu ketika suppliernya tidak mampu lagi menerima demand permintaan dari Kang Didi, akhirnya beliau memutuskan untuk produksi sendiri.

“Beli di offline jual di online, konsepnya sederhana mas, ada selisih keuntungannya bahkan besar lho! Demand produknya banyak, sampai supplyer gak bisa menerima permintaan kita lagi. Untungnya kami udah punya simpanan jadi kami putuskan produksi sendiri, klo gak salah mulai akhir 2017 deh!” paparnya sambil menunjukkan jejeran rak-rak baju di Warehouse Mawar Fashion.

BACA YUK:  Libur Idulfitri 1445H, Ribuan Wisatawan Kunjungi Goa Sunyaragi

Saat mulai produksi sendiri inilah Kang Didi mulai aktif berkomunitas untuk mencari cara scale-up usaha yang benar. Dari mulai izin usaha, status produk dan melakukan Branding.

“Saya ikut Rumah BUMN Cirebon dari temen Purna PMI juga mas, disana saya benahi tuh masalah legalitas usaha dan produk, klo ilmu Digital Marketing saya dapet dari JNE mas melalui program scale up bisnisnya di bawah mentor Kang Dewa Eka Prayoga di tahun 2018,” tambahnya lagi.

” Jadi bagi kawan-kawan Purna atau Eks Pekerja Migrant Indonesia yang ingin berwirausaha, coba deh jangan melulu andelin punya modal besar, namun harus dibarengi dengan keilmuan juga salah satunya yah ikut komunitas, bisa juga ikut binaan Dinas atau BUMN seperti kami,” saran Kang Didi untuk teman-teman Eks PMI.

Mawar Fashion itulah merek dagang yang dipilih Kang Didi dan Ibu Rustini. Menurutnya mawar merupakan bunga yang keindahannya universal sesuai dengan tagline brand “Indahnya Berbusana Muslim”, dengan logo mawar yang dimodifikasi menyatu bersama kelopaknya menandakan couplepreneur serta lebih maskulin karena ternyata koleksi mawar fashion dominan Setelan Koko Anak Laki- Laki dan Baju Koko Pria.

“Semua usaha pasti ada rintangannya masing-masing, dari internal misalnya managemen dan ego bagi kami yang melakukan usaha suami-istri dari luar ya persaingan bisnis. Karena dulu itu masih poly-market saat ini sudah berubah menjadi free-market, artinya dulu usaha seperti kami ini masih sedikit sekarang jangankan dari lokal Indonesia dari luar pun masuk ke marketplace Indonesia mas, itu tantangan bagi kami.” tuturnya menjelaskan keadaan market saat ini.

BACA YUK:  Inilah Paket Buka Puasa Bersama di Hotel-hotel Cirebon Raya Tahun 2024

Pencapaian terbesar Mawar Fashion ialah menjadi No. 1 Best Seller di Shopee pada tahun 2019 yang bertahan selama 8 bulan. Setelahnya banyak dari pihak marketplace yang membuatkan toko untuk kami seperti Lazada, Tokped, JD.ID, Akulaku, dan lainnya. Namun saat itu pula Kang Didi memilih untuk memindahkan kelola usaha kepada Ibu Rustini, istrinya.

Orderan yang membludak

Menurutnya “Couple preneur itu bagus tapi resikonya tinggi terutama ego kepemimpinan, ini perlu disadari oleh UMKM seperti saya”

Saat ini, Mawar Fashion menjual busana muslim dengan berbagai kategori seperti busana muslim anak laki dan perempuan, gamis wanita, koko pria, lalu pernak-pernik muslim dengan brand Mawar Fashion yang telah terdaftar di DJKI. Produk Mawar Fashion bisa ditemukan di @mawarfashion.id atau di toko online Mawar Fashion Cirebon.

Keunggukan dari produk Mawar Fashion ini, menurut Kang Didi Kusnadi, harga yang bersaing dengan kualitas buatan lokal Indonesia, kombinasi warna yang berani melakukan terobosan, mudah mendapatkan produk secara online, stok varian busana muslim yang lengkap size, hingga bisa melakukan custum order, misalnya untuk seragam TK, jamiah pengajian dan lain-lain.

“Harapan yang belum terealisasi adalah membentuk komunitas Purna PMI, visinya simple mas agar tidak balik lagi jadi PMI, karena kerja ke luar negeri itu bisa dikatakan sukses klo gak mau balik lagi, maka dari itu disini harus ada komunitasnya yang bisa memberikan inspirasi, pelatihan skill, digital marketing, bahkan mungkin pemodalan.

” Sebenarnya sudah saya lakukan saya pun jadi ketua Kyungnam Moslem Community Indonesia, namun kebanyakan kawan-kawan ini masih terlena dengan kehidupan di luar negeri jadi kalau ada masalah ya pengennya balik lagi ke luar negeri” imbuhnya sambal menutup perbincangan yang menarik dengan tim Redaksi. (HSY)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *