Moment 17 Agustus, Pendaki Gunung Ciremai Full Booking

Kuningan,- Sejak dibuka kembali jalur pendakian gunung Ciremai pada tanggal 8 Agustus 2020, minat masyarakat untuk melakukan pendakian sangat tinggi.

Apalagi, moment 17 Agustus banyak sekali masyarakat yang ingin memperingati hari kemerdekaan Indonesia dengan mendaki Gunung Ciremai.

Karena masih dalam kondisi Pandemi atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) membatasi jumlah pendaki yang ingin merayakan 17 Agustus di Puncak Gunung Ciremai.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai TNGC, Didik Sujianto dalam keterangan yang didapat About Cirebon bahwa TNGC membuka tiga jalur pendakian sejak tanggal 8 Agustus 2020.

BACA YUK:  Semarakkan Bulan Ramadan, Swiss-Belhotel Cirebon Gelar Lomba Keagamaan

Tiga jalur pendakian diantarnya Linggarjati di Desa Linggarjati, Linggasana Cilimus, dan Palutungan di Desa Palutungan, Kuningan.

“Untuk jalur di jalur pendakian Apuy di Majalengka masih ditutup sementara sampai tanggal 18 Agustus 2020 mendatang,” ujar Didik.

Terkait dengan kuota pendakian, TNGC membatasi untuk di jalur pendakian Linggarjati tersedia 35 tenda di transit camp (TC) untuk 69 pendaki.

Jalur Linggasana tersedia 33 tenda di TC untuk 65 pendaki dan Jalur Palutungan tersedia 75 tenda di TC untuk 149 pendaki.

BACA YUK:  Bupati Imron Sambut Baik Program PTSL di Kabupaten Cirebon Targetkan Selesaikan 40ribu Sertifikat

“Untuk tanggal 15 dan 16 Agustus, kuota harian sudah full booking. Jumlah total selama dua hari itu mencapai 286 tenda di TC untuk 566 pendaki. Itu kuota 30 persen,” jelasnya.

 

Di tengah Pandemi ini, pihaknya mengajak kepada para pendaki untuk mematuhi semua prosedur dan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

“Untuk prosedurnya harus patuh, dalam pendakian dua hari semalam, termasuk menunjukan surat keterangan bebas Covid-19 bagi pendaki dari luar Kuningan, Majalengka, Cirebon, dan Indramayu,” tegasnya.

BACA YUK:  Kerja Sama dengan Cirebon Tiket, Sociamedic Clinic Berikan Harga Spesial Treatment Hemat

Selain itu, tambah Didik, para pendaki juga mesti turut mencegah bencana kebakaran hutan.

“Harap dengan tertib alat masak dibereskan setelah digunakan. Jangan sampai, api tak terkendali sehingga menimbulkan bencana,” tandasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *