Momen Haru di Sidang Terbuka Senat UGJ 2024, Wisudawati yang Meninggal Diwakili Ibunya

Cirebon,- Suasana haru menyelimuti Sidang Terbuka Senat Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon ke-71 periode April 2024, Sabtu (27/4/2024). Momen haru itu terjadi pada saat pembacaan nama salah satu wisudawan dari 1001 lulusan UGJ.

Almarhum Thasqia Alyana Putri dari dari program studi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik itu meninggal dunia pada bulan Februari 2024. Saat itu, dokter menyatakan Thasqia mengalami gagal ginjal dan jantung.

Sehingga Thasqia harus melakukan cuci darah 2 kali dalam seminggu. Meski sakit, Thasqia tetap semangat menyelesaikan skripsi dan mengikuti sidang dengan alat bantu di dadanya.

Penyerahan ijazah almarhum Thasqia diwakili oleh ibunya. Pada acara sidang terbuka Senat UGJ yang berlangsung di Auditorium Kampus I UGJ, Jalan Pemuda, Kota Cirebon, ibu almarhum Thasqia membawa sebuah foto putri tercintannya. Momen itu menyentuh hati seluruh hadirin dalam ruangan wisuda.

BACA YUK:  Kepolisian Tingkatan Status Tewasnya 4 Orang Karyawan Mall di Cirebon dari Penyelidikan Menjadi Penyidikan

Thasqia lulus dengan IPK 3,52. Ibunda Thasqia, Vera Herliana, tidak bisa membendung air matanya saat menerima ijazah tersebut.

“Thasqia itu anak yang baik, tidak suka melawan sama orang tua, penurut dan rajin terutama. Dia sakit yang sebenarnya pun tidak bilang, karena dia tidak mau merepotkan orang tua,” kenang Vera.

Thasqia menurut Vera, mengidap penyakit gagal ginjal dan jantung sejak bulan September 2023. Sejak bulan September itu, Thasqia langsung masuk ICU dan langsung menjalankan cuci darah.

“Mulai ngedropnya itu bulan Desember 2023. Dokter juga sudah bilang, kalau Thasqia tidak bisa disembuhkan, makanya kami berusaha kuat. Pada tanggal 27 Januari 2024, Thasqia kembali masuk ICU dan meninggal tanggal 2 Februari 2024,” ungkapnya.

BACA YUK:  Hari Pertama Work From Destination, Disbudpar Kota Cirebon Gelar Silaturahmi

Saat kondisi sakit, Vera menenang, Thasqia tetap mengerjakan skripsinya. Bahkan, saat sidang pun Thasqia tetap hadir dengan alat bantu didadanya.

Bukan hanya orang tua Thasqia yang merasa kehilanggan, sahabatnya dan dosen pembimbingnya merasa kehilangan. Seperti yang diungkapkan sahabatnya, Wanodya Tri Pradana, banyak kenangan selama kenal dengan Thasqia.

“Kenal sama Thasqia itu dari satu gugus, dan ternyata satu kelas juga. Sehari-harinya itu, Thasqia di kelas terkenal ceria dan tidak pernah pasif. Banyak kenangan bareng Thasqia, mulai dari jalan-jalan bareng,” ungkap Wanodya saat ditemui About Cirebon.

BACA YUK:  Aston Cirebon Hotel Kembali Raih Penghargaan Wajib Pajak Teladan Tahun 2024

Sementara itu, Dosen Pembimbing, Dr. Hj. Sri Wulandari, S.Sos., M.Si mengungkapkan perjuangan dan semangat almarhum Thasqia ditengah kondisinya yang tetap mengerjakan skripsi dan mengikuti sidang.

“Anak ini tuh ceria, periang banget, dan tidak pernah menunjukan kalau dia sakit. Tau-tau saat sidang ngedrop dan bahkan harus cuci darah. Sampai dengan sidang dia pakai alat di dadanya dan selesai sidang seminar dia langsung ke rumah sakit untuk cuci darah,” kenangnya.

“Thasqia lulus pada tanggal 13 September 2023 dengan IPK 3,52 dan meninggal dunia pada tanggal 2 Februari 2024,” tandasnya. (HSY)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *