Menjaga Kemanan Sistem Pelayanan Publik, Pemda Kota Cirebon Luncurkan Tim Cirebon Kota-CSIRT

Cirebon,- Pemerintah Daerah Kota Cirebon meluncurkan Tim Cirebon Kota Computer Security Incident Response Team (CSIRT). Peluncuran tersebut berlangsung di Loby Gedung Setda, Balaikota Cirebon, Jalan Siliwangi, Rabu (3/11/2021).

Peluncurkan CSIRT dihadiri langsung oleh Badan Siber dan Sandi Negara Hasto Prastowo, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat Setiaji, Wakil Walikota Cirebon Dra. Eti Herawati, Sekertaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi dan Kepala DKIS Kota Cirebon Ma’ruf Nuryasa.

Hadirnya CSIRT dalam rangka merespon berbagai permasalahan dalam keamanan bidang teknologi informasi. Tim yang diberi nama Cirebon Kota-CSIRT memberi pelayanan demi menjaga keamanan serta keberlangsungan sistem keamanan publik.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, Setiaji mengatakan Peluncurkan CSIRT merupakan yang pertama di Jawa Barat. Dimana, lanjutnya, Pembentukan CSIRT ini sangat penting dilakukan.

“Pak Jokowi pernah menyampaikan bahwa kita ini harus siap siaga menghadapi kejahatan, bukan hanya sifatnya kelihatan tetapi sifatnya virtual. Khususnya dalam penyalahgunaan data, karena banyak sekali data yang dimiliki oleh penyelenggara sistem elektronik,” ujarnya.

BACA YUK:  Milad Baznas ke-23, Baznas Kota Cirebon Hadirkan Kegiatan Sosial

Dengan adanya CSIRT ini, kata Setiaji, kita bisa lebih waspada, dalam rangka untuk mengamankan dan menjaga data-data yang kita miliki.

“Kota Cirebon sebagai inisiator dan mudah-mudahan bisa diikuti oleh seluruh kota/kabupaten. Dan kami berharap tim ini bisa dibentuk oleh kota/kabupaten lain,” ungkapnya.

Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Daerah mewakili BSSN, Hasto Prastowo sangat mendukung dan mengapresiasi atas dilaunching Cirebon Kota-CSIRT. Mudah-mudahan launching ini nantinya bermanfaat ke depan dalam rangka menghadapi teknologi informatika yang semakin maju.

“Saat ini kemanan Siber dinamika perkembangannya sangat cepat. Sehingga, strategi perlakukan terhadap teknologi itu perlu dijadikan bahan pemikiran bersama, terutama masalah keamanan informasinya,” ujar Hasto.

Di revolusi industri 4 ini, lanjut Hasto, kita melahirkan dua variabel infrastruktur, yaitu Infrastruktur fisik dan non fisik atau visual aset. Saat ini, penggabungan dua infrastruktur tersebut yang melahirkan suatu dunia Maya atau dunia Siber.

BACA YUK:  Pasca Banjir, Polresta Cirebon Terjunkan Personil Bantu Warga Bersihkan Lumpur

“Dunia Maya atau dunia Siber ini hampir sama dengan dunia fisik, namun beda dimensi. Tapi tuntutan hukumnya akan sama dengan kondisi fisik. Jadi sesuatu yang hilang secara Maya akan terasa di dalam dunia fisik,” jelas Hasto.

“Contohnya banyak, salah satunya tentang uang digital dan lain-lain,” tambahnya.

Wakil Walikota Cirebon, Dra. Eti Herawati mengatakan Kota Cirebon merupakan yang pertama dan pilot project di Jawa Barat. Ini juga menjadi kebanggan untuk Kota Cirebon.

“Cirebon Kota-CSIRT bertanggungjawab untuk menerima, meninjau dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan cyber,” ujar Eti.

Layanan utama CSIRT, lanjut Eti, yaitu layanan reaktif yang terdiri dari pemberian peringatan keamanan siber dan penanganan insiden siber. Layanan tambahan meliputi penanganan kerawanan sistem elektronik dan pemulihan insiden.

BACA YUK:  Jalin Silaturahmi, Pemda Kota Cirebon Gelar Pertandingan Persahabatan Tenis Meja dengan Pemprov Jabar

Dalam menjalankan perannya, CSIRT berkolaborasi dengan CIREBON SIAGA 112 dalam menerima laporan insiden yang terjadi pada Sistem Elektronik yang terdapat pada Pemerintah Daerah Kota Cirebon.

Kemudian terdapat layanan proaktif meliputi pemberitahuan hasil pengamatan terkait dengan ancaman yang dapat muncul akibat perkembangan teknologi, politik, ekonomi dan pendeteksi serangan. Serta layanan peningkatan kesiapan penanganan siber meliputi analisis resiko dan pembangunan kesadaran, serta kepedulian terhadap keamanan siber.

“Dalam menjalankan fungsinya Cirebon Kota-CSIRT membutuhkan kolaborasi dari berbagai stakeholder khususnya agen penanganan insiden pada tiap SKPD. Dengan adanya agen ini kami harap dapat lebih mudah berkomunikasi dan berkoordinasi apabila terjadi insiden pada salah satu sistem informasi yang terdapat pada Pemerintah Daerah Kota Cirebon,” pungkasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *