Mengenal Uyah Seungit Oleh-Oleh Khas Kuningan

Kuningan,- Uyah Seungit menjadi panganan khas di Kuningan dan bisa menjadi teman lauk yang lezat. Sambal tabur berbahan bawang sumenep, bawang putih, cabai rawit, dan garam tersebut cocok disantap meski hanya dengan nasi hangat saja.

Adalah Salamah, pemiliki Uyah Seungit asal Luragung Kabupaten Kuningan. Dia mulai merintis usahanya sejak tahun 2016 lalu. Uyah Seungit sendiri merupakan resep dari ibundanya.

“Waktu dulu, ibu lumayan sering bikin sambal tabur ini buat konsumsi sendiri. Dan sekeluarga suka, terutama suami. Waktu itu iseng-iseng lah suami bilang, kalau kita bisnis ini ada yang beli gak ya?,” tanya suami saat berbincang dengan Salamah.

Tetapi, setelah obrolan tersebut, dia dan juga suaminya tidak langsung memberanikan diri untuk menjualnya. Sampai pada akhirnya ketika Bapak dari Salamah meninggal dunia, dia merasa putuslah satu tulang punggung keluarga.

“Enggak lama dari momen itu, kita mikir keras kan gimana caranya mendapatkan sumber penghasilan lain selain dari suami. Dan jadilah kita beranikan diri mulai jual uyah seungit,” terang wanita yang memiliki dua orang anak tersebut.

BACA YUK:  Ciptakan Pemilu Damai, Caleg Dapil 4 Kota Cirebon Anton Octavianto Gelar Gebyar Politik Bahagia

Dia mengaku, dengan modal awal hanya Rp500 ribu dan menggunakan alat giling manual, bisnisnya ini dimulai. Bismillah, itu kata-kata Salamah saat memantapkan untuk memulainya.

Di awal-awal produksi Salamah mengatakan banyak duka yang di lewatinya, semua yang dimulai dari nol menurutnya pasti akan banyak cobaannya. Dia juga sempat berada di titik menyerah, karena belum mamanage produksi, dan penjualan dengan baik.

“Dari mulai alatnya dan cara bikin dalam jumlah yang lebih banyak, karena kita sama sekali belum tau. Kalau bikin dikit kan gampang ya tinggal ulek goreng dah jadi, ini ngulek bawang sama cabe satu kilo aja kan berat. Belum lagi proses bikinnya yang lumayan menyiksa baunya pas goreng cabe. Seminggu awal kita nyoba bikin dengan semua kegagalan yang ada sampe akhirnya mau nyerah,” beber Salamah.

BACA YUK:  Nasi Jamblang IB Hadir di Cipto Park dengan Suasana Nyaman dan Parkir Luas

Tapi, ada satu sahabatnya yang sudah mencoba dan suka dengan Uyah Seungit. Dia juga mendukung dan menyemangati, termasuk ikut mempromosikan. Sampai akhirnya pun tetap berlanjut, dan perlahan menemukan alat-alat yang dibutuhkan guna membantu kecepatan produksinya.

“Alhamdulillah, saya percaya kalau kita yakin, kedepannya Allah akan bantu dengan hal yang tidak kita duga,” imbuhnya.

Sejak awal penjualan, dia mengaku menggunakan plastik untuk kemasannya, lalu beralih ke pouch, dan saat ini menggunakan botol. Uyah Seungit sendiri memiliki beberapa varian diantaranya original dan teri. Sedangkan level pedasnya dibagi kedalam 3 yakni biasa, Seuhah, dan Jeletot. Harganya dimulai dari Rp10ribu sampai Rp40 ribu tergantung dari beratnya.

Saat ini sudah banyak juga reseller Uyah Seungit di berbagai kota, hampir di tiap bulannya selalu nambah reseller. Ada pula agen tetap yakni toko oleh-oleh Kuningan dan Majalengka. Dia juga menjual di market place atau COD untuk area tertentu.

BACA YUK:  Untag 1945 Cirebon Salurkan Bantuan untuk Anak Yatim dan Dhuafa

“Pernah ada pembeli paling jauh terakhir dari Jogja, Surabaya, Aceh, dan Papua. Ada juga yang ingin bepergian ke luar negeri dan berbekal Uyah Seungit buat makanan disana, karena makanan di luar negeri biasanya gak cocok untuk lidah orang Indonesia. Misal ada yang mau umroh atau hajian, biasanya bekal ini,” jelasnya.

Dia berharap kedepannya bisa memiliki tempat produksi sendiri yang tidak mengganggu tetangga sekitarnya dan yang paling penting dia ingin usahanya ini bisa jadi lapangan pekerjaan untuk orang sekitar.

Meski saat ini ada pesaing yang meniru jualannya, yaitu mantan karyawannya sendiri, tapi Salamah tetap fokus pada timnya. Karena soal rezeki, Salamah percaya Allah sudah mengatur untuk setiap hambanya. (AC560)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *