Mengenal Metode ERACS yang Dijalankan Nagita Slavina, ini Penjelasan dr. Yasmin Dermawan

Cirebon,- Nagita Slavina baru saja melahirkan putra keduanya beberapa hari lalu dengan proses operasi sesar. Namun, setelah menjalani operasi cesar, Gigi panggilan Nagita sudah bisa langsung beraktivitas.

Ternyata operasi cesar yang dilakukan Gigi menggunakan metode ERACS atau Enhanced Recovery After Cesarean Surgery. Metode tersebut memberikan proses perawatan dan penyembuhan lebih cepat dibandingkan dengan proses cesar biasa.

Dokter Spesialis kebidanan dan kandungan di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Cahaya Bunda Kota Cirebon, Yasmin Dermawan menjelaskan perbedaan persalinan operasi cesar dengan metode ERACS yaitu dari pembiusan. Pembiusan dengan operasi cesar biasa pasien hilang bius dikakinya bisa 3 sampai 4 jam, sehingga pasien tidak cepat melakukan mobilisasi.

Karena, menurut Yasmin, mobilisasi ini sangat perlu untuk peredaran darah dan luka juga cepat membaik. Dengan sirkulasi udara yang baik, berdampak pada luka yang cepat membaik.

BACA YUK:  DPRD Kota Cirebon Minta DPUTR Prioritaskan Penanganan Banjir dan Genangan Segera Diselesaikan

“Kalau dengan metode ERACS, ada satu metode yang dilakukan oleh dokter bius. Dengan begitu, rasa baal pasien dengan cepat hilang dan efek mualnya sangat ringan, serta efek nyeri bisa terbantukan,” ujar Yasmin saat ditemui About Cirebon, Jumat (3/12/2021).

Dari sisi persiapan, lanjut Yasmin, pasien harus dibuat nyaman dan pasien siap operasi tidak dalam kondisi puasa yang berlarut-larut sehingga lemah. Dengan metode ERACS pasien tidak perlu puas, bahkan dua jam sebelum operasi pasien diberikan minuman yang manis.

“Habis operasi pun sama, kalau disini (RSIA Cahaya Bunda) pasien yang melahirkan dengan metode ERACS langsung kita kasih susu coklat. Tapi dokter juga berbeda-beda yah. Tapi pada prinsipnya pasien boleh langsung minum, tidak perlu harus nunggu kentut dulu,” katanya.

BACA YUK:  Pj Wali Kota Minta Perumda Air Minum Tirta Giri Nata Fokus terhadap Penurunan Tingkat Kehilangan Air

Puasa sebelum operasi, kata Yasmin, sebetulnya untuk mengurangi resiko pasien pada saat tersedak. Karena banyak makanannya sehingga masuk ke paru-paru. Sehingga, menyarankan puasa untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang tidak bagus.

“Dengan metode ERACS ini juga kalau bisa, tapi ini tidak terlalu prinsip juga. Kalau bisa pisau yang digunakan berbeda dan langsung sekali tindakan sampai lapisan Fascia. Pada saat penjahitan fascia jangan sampai ototnya ikut terjahit, itu juga bisa mengurangi rasa nyeri pada pasien pasca operasi,” bebernya.

Menurut Yasmin, dengan metode ERACS ini tidak memiliki efek samping. Bahkan, dengan metode tersebut mobilisasi lebih cepat, sirkulasi darah hemodinamik lebih bagus, sehingga penyembuhan luka lebih cepat. Tapi jangan terlalu ekstrim semua bertahap.

BACA YUK:  Jadi Caleg DPR-RI, Charly Vanhoutten Ingin Berkontribusi di Tanah Kelahirannya

“Kalau dengan operasi cesar biasa, perlu perawatan hingga tiga hari di rumah sakit. Tapi dengan metode ERACS ini dua hari sudah boleh pulang, asal betul-betul mobilisasi sudah bagus, karena di rumah harus mengurus anak,” ujarnya.

Sebetulnya, metode ERACS ini, kata Yasmin, dapat menjadi jawaban pada mereka-mereka yang harus mengurus anak yang lain atau tidak ada yang membantu di rumah. Dengan lebih cepat gerak dan cepat bugar, otomatis bisa menghandle semuanya.

“Operasi cesar biasa dengan metode ERACS perbedaanya tidak terlalu besar. Kalau mau kita berfikiran ekonomis, perbedaanya tidak terlampau jauh dan dapat memangkas waktu perawatan di rumah sakit,” pungkasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *