Makanan Ketoprak, Salah Satu Penyumbang Inflasi Terbesar di Kota Cirebon

Cirebon,- Mewabahnya Pandemi virus Corona atau Covid-19, berdampak pada inflasi di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan).

Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Bakti Artanta, di kantornya, Selasa (7/4/2020).

“Rilis terakhir dari BPS (Badan Pusat Statistik), kondisi inflasi di Kota Cirebon tidak menggembirakan. Dalam arti, agak lebih tinggi dibanding belum sebelumnya. Kalau bulan sebelumnya 0,17 persen, bulan Maret 2020 sebesar 0,29 persen,” ujarnya kepada About Cirebon.

Menurut Bakti, dari pemantauan kami sebelumnya sampai dengan Minggu ketiga Maret 2020 masih dalam relatif aman, namun kondisi terakhir seperti pembelian telur, beras mengalami peningkatan.

BACA YUK:  Booking Buka Puasa di Kampoeng Ramadan Aston Bisa Melalui Cirebon Tiket

“Lima besar penyumbang inflasi Kota Cirebon yaitu telur ayam ras, bawang merah, beras, tempe, dan makanan Ketoprak,” jelas Bakti.

Terpisah, Kepala BPS Kota Cirebon, Joni Kasmuri saat dihubungi About Cirebon menjelaskan bahwa salah satu makanan ketoprak yang menjadi penyumbang inflasi di Kota Cirebon dikarenakan bahan baku untuk ketoprak mengalami kenaikan.

“Bahan baku seperti beras untuk lontong, tahu, minyak goreng untuk menggoreng tahu, dan bawang putih mengalami kenaikan harga,” ujarnya.

Joni menjelaskan kelompok makanan, minuman dan tembakau pada Maret 2020 mengalami inflasi sebesar 0,80 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 105,16 pada Februari 2020 menjadi 106,00 pada Maret 2020.

BACA YUK:  Hadapi PSU, KPPS TPS 17 Kelurahan Kesenden Kota Cirebon Siapkan Fisik dan Mental

Dari 4 Subkelompok pada kelompok ini, lanjut Joni, dua kelompok mengalami inflasi. Dimana, subkelompok makanan mengalami inflasi sebesar 1,10 persen, subkelompok rokok dan tembakau 0,23 persen. Sementara, subkelompok yang mengalami deflasi adalah minuman tidak beralkohol sebesar 1,02 persen.

“Kelompok ini pada Maret 2020 memberikan andil inflasi sebesar 0,22 persen. Komoditas dominan memberikan andil yaitu telur ayam ras, tempe, beras, bawang merah, ketoprak, juice Buah siap saji, tahu mentah, minyak goreng, pepaya, dan jeruk,” tandasnya.

Seperti diketahui, Pada Maret 2020 Kota Cirebon terjadi inflasi sebesar 0,29 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 102,72. Dari 26 kota IHK di Jawa tercatat 23 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi.

BACA YUK:  Bank Indonesia Cirebon Siapkan Rp 3,9 Triliun Untuk Penukaran Uang Rupiah Selama Momen Idulfitri 2024

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bekasi sebesar 0,39 persen dengan IHK sebesar 106,29. Inflasi terendah terjadi di Kota Surabaya dan Kota Surakarta sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 104,26 dan 103,76. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *