Mahasiswa Poltekpar Prima Internasional Hadirkan 4 Pembicara Nasional dan Internasional

Cirebon,- Politeknik Pariwisata Prima Internasional menggelar Internasional Seminar yang mengambil tema “The Rise of Tourism Post COVID-19 Pandemic”. Kegiatan tersebut berlangsung di Radiant Hall Politeknik Pariwisata Prima Internasional, Jalan Perjuangan, Kota Cirebon, Kamis (7/7/2022).

Selain menggelar Internasional Seminar, Politeknik Pariwisata Prima Internasional juga menggelar Baking Demo. Dalam kesempatan tersebut mengangkat tentang “Serba Serbi Jajanan Pasar”.

Seminar Internasional diisi oleh Prof. Dr. Yu-Fang Yen, Dean of the Office of Cross-Strait and Internasional Affairs National Quemoy University- Taiwan, Prof. Richard North (Mama Erik) dari University of California (USA) Cultural Practitioner, Prof. Dr. Diena Mutiara Lemy, A.Par.,  MM, CHE., Dean of Tourism Department – Pelita Harapan University, dan Magdalena Lolita, Founder of By Faith Wedding Planner.

BACA YUK:  Pesan Bupati Cirebon Agar PMI Kabupaten Cirebon Berikan Pelayanan Prima kepada Masyarakat

Shela Suci Setiani, Ketua Pelaksana Ephics 1.0 mengatakan kegiatan Seminar Internasional merupakan rangkaian dari Entrance of Portal to Hospitable Internasional Competitions and Seminar (EPHICS) 1.0. Ephics 1.0 selain ada seminar ada kompetisi dan bazzar.

“EPHICS 1.0 merupakan manifestasi dari tiga mata kuliah yang kita pelajari di Politeknik Pariwisata Prima Internasional. Tiga mata kuliah itu yakni Manajemen Proyek MICE, pameran dan konversi,” ujar Shela kepada About Cirebon.

“Salah satu manifestasi dari konversi adalah Seminar Internasional yang dihadiri oleh 4 pembicara. Dua pembicara dari luar negri dan dua pembicara dari Indonesia,” tambahnya.

BACA YUK:  Kunjungan Sultan Kacirebonan Memperdalam Kerjasama dengan Dubes Qatar dalam Program Sosial, Budaya, dan Ekonomi

Dengan mengusung tema The Rise of Tourism Post COVID-19 Pandemic, kata Shela, kegiatan seminar internasional ini ingin mengetahui pandangan dari empat narasumber tersebut tentang COVID-19 yang sudah mulai melandai.

“Kita ingin melihat pandangan dari kacamata akademisi, budayawan, dan industrinya pada seminar internasional ini pasca Pandemi COVID-19,” kata Shela.

Shela menjelaskan, seminar internasional diikuti oleh peserta dari seluruh Indonesia. Kegiatan seminar ini diselenggarakan secara offline dan juga online, sehingga siapapun bisa mengikuti seminar ini.

“Pesertanya kita buka untuk seluruh masyarakat Indonesia, karena selain offline kita selenggarakan secara online. Peserta online kita batasi hanya 500 orang dan offline 150 orang,” katanya.

BACA YUK:  Stabilkan Harga Beras, Pemda Kota Cirebon akan Segera Gelar Operasi Pasar Murah

Pihaknya berharap kegiatan EPHICS 1.0 bisa memberikan pengalaman untuk anak-anak muda yang benar-benar berani bicara. Karena, kata Shela, percuma saja anak muda hanya menjadi dekorasi.

“Saya rasa anak muda harus menunjukan aksinya dan di EPHICS 1.0 saya juga berharap semua partisipan yang bergabung di acara ini mendapat pengalaman yang bermanfaat di keseharian,” pungkasnya. (HSY)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *