Lestarikan Budaya Membatik Menggunakan Pewarna Alam⁣

Cirebon – Sebagai bentuk pelestarian alam dan juga seni budaya, terbentuklah Paguyuban Godong Djati pada Desember 2020. Kelompok ini merupakan wadah untuk berkreasi, membuat batik menggunakan pewarna alami.⁣

R. Raharyadi Widjajakusuma adalah Ketua dari Paguyuban Godong Djati. Dia juga merupakan pemilik Sanggar Batik Wijaya Kusuma di Kasepuhan Kota Cirebon.⁣

“Awal terbentuknya Paguyuban Godong Djati yaitu dari beberapa pegiat kerajinan, berkumpul dengan tujuan melestarikan seni dan budaya bangsa khususnya di kota Cirebon dan mencoba menggunakan pewarna alam untuk corak batik guna mengurangi dampak global warming,” paparnya kepada About Cirebon.⁣

Pewarna alami yang digunakan yakni pewarna alam yang dihasilkan dari tumbuhan sekitar. Biasanya tanaman tersebut mengandung zat warna yang kuat seperti dari kulit pohon, daun, dan juga akar. Contoh sumber warnanya yakni terdapat di pohon jambal, tingi, jolawe, tegeran secang, pohon mangga dan daun yang bisa menghasilkan produk eco print.⁣

Pria yang akrab disapa Yadi ini mengatakan, paguyubannya sudah terdaftar 15 anggota. Mereka adalah owner dan pengrajin Kota Cirebon yang memiliki usaha kerajinan seperti batik lukis, kaca makrame, rajut, topeng eco print, bahkan dari UKM makanan juga masuk keanggotaan. Mereka semua ikut serta untuk belajar membatik hingga ke tahap produksi kerajinan batik di godong djati.⁣

“Responnya bagus dari para pegiat kerajinan, dari Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Cirebon juga antusias. Bahkan kepala dinas juga siap menjadi pembina di paguyuban kami,” terangnya.⁣

Kedepannya, paguyuban ini juga berkeinginan untuk bekerja sama dengan instansi pemerintahan maupun swasta, dan juga keraton- keraton di Kota Cirebon. Dengan begitu, pihaknya bisa memberdayakan masyarakat untuk sama-sama melestarikan kerajinan ini. Mereka pun berharap nantinya hasil kreasi ini bisa dipasarkan dari tingkat lokal, nasional, hingga ekspor. ⁣

Sementara itu, yang bertugas sebagai pemberi pelatihan, Lismah Rahmawati menyampaikan saat ini pihaknya tengah memproduksi masker eco printing.⁣

Hasil karya Paguyuban Gedong Djati Berupa masker dengan pewarna alam


“Sekarang kita sedang mulai project kecil tapi sangat diperlukan saat pandemi seperti ini, yaitu membuat masker eco print dengan pewarna alam,” imbuhnya.⁣

Menurut Lismah, masker di era pandemi sudah menjadi fashion. Sehingga untuk menunjang penampilan, masker harus dibuat cantik dan inovatif. Untuk itu dibuatlah aneka ragam masker seperti corak batik, bahkan nantinya ada variasi rajut, macrame nya, dan juga manik-manik.⁣

Dia menuturkan pula, untuk pelatihan akan diadakan rutin setiap bulan dengan berbagai macam seni atau kerajinan seperti membatik, eco print, merajut, macrame dengan menggunakan pewarna alami.⁣

“Pelatihan dibuka untuk umum dan paket wisata kerja sama dengan pihak Keraton Kasepuhan. Dan bagi yang mau ikut, bisa ke Sanggar Batik Wijaya Kusuma di Kasepuhan Kota Cirebon, isi formulir dan ada iuran tiap bulannya,” bebernya.⁣

Lismah menuturkan selain varian produk masker nantinya akan merambah ke media lain seperti tote bag, sarung bantal kursi dan ke media ukuran besar lain seperti kain maupun baju-baju. (AC560)

Bagikan:
BACA YUK:  Polres Cirebon Kota Terima Hibah 1 Unit Ambulance dari Bank BRI

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *