Ksiti Hinggil di Keraton Kanoman Cirebon, Tempat Penobatan Raja hingga Tempat Penyebaran Agama

Cirebon,- Kesultanan Kanonam Cirebon memiliki banyak sekali peninggalan bangunan-bangunan sejarah yang kini masih terjaga, salah satunya Ksiti Hinggil.

Ksiti Hingil merupakan bangunan yang berada di depan Keraton Kanoman yang dilengkapi dengan ornamen-ornamen keramik kuno bercorak Tiongkok di setiap dindingnya.

Bangunan Ksiti Hinggil letaknya lebih tinggi dibanding dengan bangunan-bangunan lainnya yang ada di Keraton Kanoman Cirebon.

Juru bicara Kesultanan Kanoman Cirebon, Ratu Raja Arimbi Nurtina mengatakan Ksiti Hinggil berarti tanah tinggi, sesuai dengan namanya.

“Komplek Ksiti Hinggil mempunyai ketinggian tanah yang berbeda dengan tanah lainnya di Keraton Kanoman,” ujarnya kepada About Cirebon, Rabu (19/9/2018).

BACA YUK:  Bupati Imron Berikan Penghasilan Tetap dan BPJS Ketenagakerjaan untuk Para Kuwu dan Perangkat Desa

Lanjut Ratu Arimbi, bila memasuki komplek Ksiti Hinggil pengunjung akan menempuk lima titian dan terdapat tiga buah pintu masuk kedalam komplek Ksiti Hinggil.

“Tiga pintu masuk tersebut mempunyai nama yang berbeda yaitu Pintu Syahadatein menghadap utara, pintu kiblat menghadap ke barat, dan pintu solawat pintu menghadap selatan,” bebernya.

“Komplek Ksiti Hinggil juga mempunyai makna filosofi yang sangat tinggi,” imbuhnya.

Ia menjelasakan, filosofi tersebut apabila seseorang ingin mencapai derajat yang tinggi, maka kita harus membaca syahadat sebagai syarat muslim, menghadap kiblat dengan melakukan shalat sebagai salah satu kewajiban seorang Muslim.

BACA YUK:  KPU Kabupaten Cirebon Gelar Lomba Jingle dan Maskot Pilkada, Berhadiah Rp 12,5 Juta

“Dan, senantiasa bersholawat atas Nabi Muhammad Rasulullah SAW sebagai junjungan dan panutan umat Islam,” jelasnya.

Didalam komplek Ksiti Hinggil, kata Ratu Arimbi, mempunyai dua bangunan yaitu Mande Manguntur dan Bangsal Sekaten, yang memiliki fungsi yang berbeda.

Mande Manguntur adalah tempat Sultan menyampaikan wejangan, berita, hukum, atau ajaran agama kepada masayarakat, serta berfungsi sebagai tempat pelinggihan Sultan ketika menghadiri berbagai macam upacara.

“Tempat Mande Mangantur juga tempat penobatan dari calon raja menjadi raja,” katanya.

Kemudian, Bangsal Sekaten yang berbentuk persegi panjang sebagai tempat pementasan Gamelan Sekaten peninggalan Sunan Kalijga, biasa dilaksanakan setiap tanggal 8 sampai 12 bulan Mulud.

BACA YUK:  PT Permodalan Nasional Madani Cabang Cirebon Lakukan Penandatanganan Kerja Sama dengan Kejaksaan Negeri Kabupaten Cirebon

“Di era Kaprabonan Caruban, Ksiti Hinggil adalah tempat penobatan raja, salah satunya penobatan Walangsungsang (Pangeran Cakrabuana) menjadi Sri Mangana,” tutupnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *