Konverter Kit dari BBM ke Gas Dapat Menghemat Biaya Hingga 65 Persen
Cirebon,- Harga bahan bakar minyak dunia yang tinggi menjadi beban APBN dari tahun ke tahun. Kondisi juga berimbas pada program peningkatan pembangunan infrastruktur pemerintah saat ini.
Akibatnya bahan bakar bersubsidi seperti solar yang menjadi sumber energi utama traktor pembajak sawah dan nelayan harus diatur untuk memastikan keadilan dalam hal pendistribusian.
Bahkan, proses pembelian bahan bakar solar bersubsidi bagi petani dan nelayan ini sering kali tidak mudah.
Oleh karena itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyampaikan kepada publik hasil yang telah dikembangkan yaitu tentang konverter kit. Di mana, konverter kit itu adalah bagaimana menggantikan dari BBM ke gas.
Menteri Ristekdikti, Muhammad Nasir mengatakan dengan penggantian BBM ke gas akan menghemat biaya sampai 65 persen.
“Kalau penghematan sampai 65 persen, nelayan akan mendapat keuntungan cukup besar. Maka ini yang menjadi sangat penting,” ujarnya, usai membuka pameran dan uji terap hasil litbang energi dan maritim di Pelabhuan Perikanan Nusantara Kejawanan, Kota Cirebon, Jumat (18/5/2018).
Tugas Kemenristekdikti, kata dia, dari sini sudah selesai, maka penggunanya adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian ESDM, dan ini sudah mendapatkan SNI atau sudah lolos uji.
“Artinya konverter kit sudah aman digunakan oleh masyarakat,” tegasnya.
Ia menjelaskan, alat konverter kit adalah alat yang bisa mengubah dari BBM ke gas. Alat inilah yang paling penting.
“Untuk yang membagikan dan mendistribusikan adalah bagian dari Kementerian ESDM, DKKP, dan desa-desa,” bebernya.
Masih dalam tahap uji terap, pihaknya baru membagikan konverter kit sebanyak 18 buah. Dari 18 inilah yang pihaknya sampaikan kepada publik seperti traktor kepada petani dan mesin perahu untuk nelayan.
“Rencana ke depan konverter kit akan diberikan untuk seluruh Indonesia, karena di Kementerian ESDM ada 40 ribu yang akan disiapkan,” tandasnya. (AC212)