Konser Kebhinekaan Suluh Nusantara Sampaikan Pesan Perdamaian

Cirebon,- Pelajar dari Sekolah Santa Maria Cirebon berkolaborasi dengan Seniman Nusantara menyuguhkan Konser Kebhinekaan Suluh Nusantara yang berlangsung di Pelabuhan Muara Jati Cirebon, Sabtu (14/12/2019) malam.

Konser Kebhinekaan yang diselenggarakan oleh Yayasan Santi Dominikus Cabang Cirebon bekerja sama dengan Majelis Seni Tradisi (MeSTI) Cirebon disutradarai oleh Dedi Kampleng dengan naskah karya Sr. Albertine sukses digelar.

Pantauan About Cirebon seribuan pelajar dari mulai tingkat TK sampai dengan Sekolah Menengah Atas Santa Maria ini menampilkan penampilan kolosal dengan melibatkan kesenian tradisi maupun modern yang tengah berkembang di masyarakat.

Konser Kebhinekaan Suluh Kebangsaan di Pelabuhan Muara Jati, Cirebon

Anak-anak yang terlibat dalam Konser Kebhinekaan menampilkan berbagai busana adat dari seluruh nusantara dengan konfigurasi musical dan memadukan seluruh olah gerak, bahasa, bunyi benda-benda, serta simbol-simbol sosial lainya.

BACA YUK:  Tingkatkan SDM yang Berkualitas, LPK Sudotsu Masa Depan Teken Kerja Sama dengan BGB Foundantion

Dedi Kampleng saat ditemui About Cirebon mengatakan ini adalah peristiwa budaya, kami menyebutnya dengan Konser Kebhinekaan Suluh Nusantara.

“Suluh adalah penerang kecil bagi perdamaian, kedamaian umat di dunia. Kami kemas dalam bentuk kolase-kolase dan pengalaman -pengalaman dari peristiwa kebhinekaan yang ada di Indonesia,” ujar Dedi.

Konser Kebhinekaan Suluh Kebangsaan di Pelabuhan Muara Jati, Cirebon

Dalam konser ini, lanjut Dedi, kami berkolaborasi pelajar Santa Maria Kota Cirebon dengan jumlah 1.300 pelajar dan seniman dari berbagai daerah di Nusantara.

BACA YUK:  Info Pemadaman Listrik di ULP Cirebon Kota Rabu 20 Maret 2024

“Jadi total yang terlibat dalam Konser Kebhinekaan Suluh Nusantara kali adalah 1.865,” ungkapnya.

Mengenai tujuan diselenggarakannya Konser Kebhinekaan ini, kata Dedi, kita ingin mewartakan kepada semua orang bahwa Indonesia, Cirebon dalam kondisi aman, damai, rukun, kita saling berbagi kasih, berbagi sayang, berbagi kehidupan satu sama lain.

Sementara itu, tambah Dedi, 1.865 dimaknai bagi kami adalah berdirinya pelabuhan Muara Jati Cirebon.

“Kami pilih Muara Jati Cirebon, karena di Pelabuhan ini tempat bertemunya budaya air dengan tanah. Air bersilaturahmi menyalami tanah lalu kembali ketempatnya. Mereka saling hidup berdampingan tapi tidak saling menggangu,” bebernya.

BACA YUK:  Di Gedung Jaya Suprana Institute, SMSI Paling Awal Menerima Penghargaan MURI

Di Pelabuhan Muara Jati Cirebon lah, kata Dedi, dulu bangsa-bangsa di dunia hadir menginjakkan kaki pertamanya di Cirebon, ada bangsa Cina, Hindia, Arab, hingga Eropa juga pernah singgah dan hadir di Cirebon.

“Maka, berbicara tentang pluralisme, Kebhinekaan, Cirebon dari dulu sudah melakukan itu,” pungkasnya.

Konser Kebhinekaan Suluh Kebangsaan di Pelabuhan Muara Jati, Cirebon

Sementara itu, Michel, salah satu pelajar dari SMA Santa Maria yang terlibat dalam Konser Kebhinekaan ini mengaku menyenangkan walaupun latihan hanya selama dua bulan.

“Selama proses latihan yang menjadi kendala adalah panas, tapi tetap mengasyikkan,” ungkapnya

Michel berharap, dengan Konser Kebhinekaan Suluh Nusantara ini, semoga Indonesia menjadi lebih bersatu dan bisa saling mengayomi satu sama lain. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *